KHARTOUM, (Panjimas.com) – Presiden Sudan Omer Al-Bashir mengutuk keras keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel sehingga memicu gelombang penolakan luas di negara-negara Arab dan dunia Islam.
Dalam pidatonya di kota Dongola, Wilayah Sudan Utara Senin (18/12) lalu, Omar al-Bashir bersumpah bahwa kaum muda Sudan siap untuk membela hak-hak rakyat Palestina.
Lebih lanjut Presiden Bashir mengatakan bahwa Presiden Trump tidak memiliki hak untuk memutuskannya, dengan menekankan bahwa Khartoum mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk memiliki negara mereka dengan ibukotanya di Yerusalem.
“Kaum muda siap untuk membela hak-hak rakyat Palestina untuk memiliki negaranya dan memiliki ibukotanya di Yerusalem, hak itu mutlak bagi kaum Muslimin dan Bangsa Arab bukan Yahudi,” tegasnya, dilansir dari Anadolu.
Bashir lebih jauh menekankan bahwa Khartoum menolak keputusan A.S. untuk memindahkan Kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
“Siapa yang memberi Anda hak untuk memberikan Yerusalem kepada Yahudi sementara itu hak dan tanah kaum Muslimin dan Arab” tegas Bashir, mengacu kepada Trump.
Pada 7 Desember, pemerintah Sudan menolak keputusan Trump dan mengumumkan bahwa pihaknya berpihak pada Palestina.
Gelombang Aksi demonstrasi besar terjadi di Khartoum Jumat (15/12) lalu, memprotes keputusan Trump tersebut, yang meningkatkan sentimen anti-AS. dan slogan-slogan anti-Israel.
Pengumuman Trump awal bulan ini dianggap oleh negara-negara Arab dan Muslim sangat berpihak pada Israel.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat dan Gaza menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Rabu (06/12) untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Selama aksi demonstrasi Jumat (15/12), Israel terus menggunakan peluru karet dan tembakan gas air mata.
Sejak saat itu, 8 warga Palestina gugur menjadi martir selama gelombang aksi demonstrasi serta akibat serangan udara Israel menyasar posisi warga sipil di kota Gaza.
Sedikitnya 535 orang termasuk 47 anak-anak mengalami luka-luka dan 14 ambulans rusak akibat tembakan senjata Israel, ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al-Kudra, Ahad (17/12).
Selama rentetan demonstrasi itu, Tentara Israel dilaporkan menggunakan timah panas terhadap warga Palestina.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.
Pada bulan April, Rusia mengumumkan pengakuannya atas Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel, yang mengungkapkan harapan bahwa separuh bagian timur kota Yerusalem pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota Palestina
Khususnya, dalam pengumumannya pekan lalu, Trump menekankan bahwa pemerintahannya belum mengambil posisi mengenai “batas-batas spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem”.[IZ]