RAMALLAH, (Panjimas.com) – Tentara Israel baru-baru ini menahan 24 arga Palestina dalam operasi serangan semalaman di wilayah Tepi Barat dan Yerusalem Timur, demikian menurut LSM Palestina, Rabu (20/12).
Dalam pernyataannya, Palestinian Prisoners Society (PPS) mengatakan bahwa pasukan Israel menangkapi 18 warga Palestina setelah menyerbu rumah-rumah mereka di kota Ramallah dan Nablus, wilayah Tepi Barat.
6 warga Palestina lainnya juga ditangkap di lingkungan al-Isawyia Yerusalem, menurut Amjad Abu Assab, Kepala Komite Yerusalem untuk Keluarga Tahanan, Jerusalem Committee for Families of Prisoner, dikutip dari AA.
Tentara Israel seringkali melakukan operasi penangkapan di Tepi Barat dengan dalih memburu warga Palestina yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Menurut perhitungan resmi Palestina, lebih dari 6.400 warga Palestina saat ini ditahan di penjara-penjara Israel.
Penangkapan tersebut terjadi di tengah ketegangan di wilayah Palestina setelah keputusan Presiden AS Donald Trump 2 pekan lalu yang secara resmi mendeklarasikan Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memutuskan untuk memindahkan kedutaan A.S. dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat dan Gaza menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Rabu (06/12) untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Selama aksi demonstrasi Jumat (15/12), Israel terus menggunakan peluru karet dan tembakan gas air mata.
Sejak saat itu, 8 warga Palestina gugur menjadi martir selama gelombang aksi demonstrasi serta akibat serangan udara Israel menyasar posisi warga sipil di kota Gaza.
Sedikitnya 535 orang termasuk 47 anak-anak mengalami luka-luka dan 14 ambulans rusak akibat tembakan senjata Israel, ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al-Kudra, Ahad (17/12).
Selama rentetan demonstrasi itu, Tentara Israel dilaporkan menggunakan timah panas terhadap warga Palestina.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.
Pada bulan April, Rusia mengumumkan pengakuannya atas Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel, yang mengungkapkan harapan bahwa separuh bagian timur kota Yerusalem pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota Palestina
Khususnya, dalam pengumumannya pekan lalu, Trump menekankan bahwa pemerintahannya belum mengambil posisi mengenai “batas-batas spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem”.[IZ]