IDLIB, (Panjimas.com) – Sedikitnya 17 warga sipil dilaporkan terbunuh dan puluhan korban lainnya menderita luka-luka akibat serangan udara Rusia di kota bagian Barat Laut Idlib di Suriah, demikian menurut seorang pejabat pertahanan sipil setempat, Rabu (20/12).
Serangan Rusia itu menargetkan area perumahan di kota Maarushin Provinsi Idlib pada Selasa malam (19/12), ujar Hajj Yousif Yousuf, kepala kelompok relawan Pertahanan Sipil Suriah, yang juga dikenal sebagai kelompok White Helmets, dikutip dari AA.
Yousuf mengatakan beberapa perempuan dan anak-anak termasuk di antara para korban.
“Operasi pencarian dan penyelamatan terus berlanjut,” pungkasnya, Ia memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat karena ada korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Wilayah Idlib berada dalam jaringan zona de-eskalasi yang disokong oleh Turki, Rusia, dan Iran – di mana tindakan agresi militer dilarang secara eksplisit.
Selama pembicaraan damai di ibukota Kazakhstan, Astana, tiga negara penjamin, Turki, Iran dan Rusia, sepakat untuk menetapkan zona de-eskalasi di Idlib dan di beberapa bagian Provinsi Aleppo, Latakia dan Hama.
Idlib, yang terletak di Suriah bagian Barat Laut di perbatasan Turki, menghadapi serangan hebat yang dilancarkan rezim Assad setelah perang berkecamuk yang dimulai pada tahun 2011.
Sejak Maret 2015, Idlib tidak lagi berada di bawah kendali rezim Assad dan didominasi oleh kelompok oposisi militer dan organisasi bersenjata anti-rezim Assad.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]