JAKARTA, (Panjimas.com) – Gelombang Aksi Demonstrasi digelar di berbagai belahan dunia Sabtu (16/12) lalu dalam rangka menyuarakan perlawanan terhadap deklarasi Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Keputusan Trump dua pekan lalu itu memicu rentetan aksi demonstrasi di seluruh dunia termasuk di wilayah Palestina, Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak, Indonesia, Pakistan, Malaysia dan negara-negara Muslim lainnya, dilansir dari Anadolu Ajensi.
Aksi demonstrasi Sabtu (16/12) di Palestina memakan korban, 13 warga Palestina dilaprkan mengalami luka-luka.
Menurut pernyataan Bulan Sabit Merah Palestina, Palestinian Red Crescent Society (PRCS), 8 warga Palestina terluka akibat serangan pasukan Israel selama demonstrasi di wilayah Yerusalem Timur yang diduduki.
Sedikitnya 5 warga Palestina juga mengalami luka-luka dalam bentrokan antara Palestina dan Tentara Israel di perbatasan antara Gaza-Israel, demikian menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Di kota Strasbourg di Prancis, hampir 2.000 orang berpartisipasi dalam Aksi dukungan terhadap Yerusalem sebagai ibukota Palestina.
Sementara itu, di Jerman, ribuan massa terlibat dalam aksi demonstrasi di kota-kota seperti Hagen, Bonn dan Frankfurt.
Di ibukota Wina, Austria, sejumlah warga berkumpul di depan Kedutaan Besar A.S dengan membentangkan spanduk bertuliskan “Tidak! kepada Rezim Apartheid”, “Bebaskan Palestina!” dan “Tidak! Untuk Pengepungan Yerusalem”.
Berbagai kelompok masyarakat sipil mengorganisir aksi demonstrasi di Rotterdam, Belanda yang diikuti sekitar 150 orang.
Di ibukota Yordania, Amman, Ribuan Muslimah berdemonstrasi menentang langkah Trump.
Di Aljazair, politisi, deputi, perwakilan serikat pekerja, organisasi non-pemerintah dan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di seluruh penjuru negeri.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.[IZ]