RAMALLAH, (Panjimas.com) – Ribuan pelayat tumpah ruah menghadiri upacara pemakaman empat Mujahid Palestina, yang gugur dalam bentrokan dengan pasukan zionis Israel sehari sebelumnya, dikutip dari AA.
Ribuan warga berkabung turut mendoakan pemuda bernama Mohamed Amin Akel, berusia 22 tahun, untuk disemayamkan pemakaman kota Hebron, wilayah Tepi Barat.
Akel meninggal dunia karena luka-lukanya pada hari Jumat (15/12) setelah beberapa kali ditembak oleh pasukan Israel – setelah Ia menikam seorang tentara Israel di kota Hebron.
Sementara, Basel Ibrahim juga dimakamkan di desa kelahirannya di Desa Anata di Yerusalem Utara setelah dia gugur dalam bentrokan dengan pasukan zionis Israel di desa tersebut.
Selain itu, di Jalur Gaza, ribuan pelayat menghadiri prosesi pemakaman 2 Mujahid Palestina yang ditembak mati saat bentrokan dengan pasukan zionis Israel di dekat perbatasan antara Gaza dan Israel.
Pemakaman 2 pejuang Palestina tersebut dihadiri oleh Pemimpin Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan sejumlah pemimpin faksi Palestina di Jalur Gaza.
Sedikitnya tujuh warga Palestina dibunuh dalam bentrokan – dan ratusan lainnya luka-luka – sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan langkah kontroversialnya pekan lalu untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Pada pertemuan puncak di Istanbul pekan ini, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengeluarkan sebuah deklarasi yang mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina, dan mendesak seluruh dunia untuk melakukan hal yang sama.
“Kami mengkonfirmasi bahwa kami mengakui negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, dan mendesak seluruh dunia untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina yang diduduki,” tulis deklarasi tersebut saat dibacakan di Istanbul, Turki, dilansir dari Anadolu.
Deklarasi Istanbul menegaskan bahwa “Kami tidak mungkin menyerah pada negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.”
“[… Keputusan Trump tentang Yerusalem] tidak berlaku dan batal berdasarkan sejarah, hukum dan hati nurani,” dalam deklarasi Istanbul.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat dan Gaza menyusul keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Rabu (06/12) untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Ribuan warga Palestina mengadakan aksi demonstrasi di Tepi Barat di tengah bentrokan dengan pasukan Israel, yang menyebabkan setidaknya 2 pengunjuk rasa dibunuh pasukan Israel sementara ratusan korban lainnya terluka.
Hamas Jumat (08/12) lalu mengecam keras tindakan brutal tentara Israel yang menargetkan para pengunjuk rasa Palestina di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Hazem Qassim, juru bicara organisasi perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza itu, menyebut tindakan tentara Israel terhadap para peserta aksi demonstrasi damai tersebut sebagai “kejahatan yang dilakukan di bawah perlindungan AS”.
“Kami menyerukan rakyat Palestina untuk turun ke jalan di setiap kota tempat mereka tinggal, untuk meluncurkan Intifadah baru dengan maksud untuk mempertahankan Yerusalem,” pungkas Qassim dalam pernyataannya, dikutip dari AA.
Meskipun mendapat perlawanan dunia internasional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump Rabu (06/12) di ruang resepsi diplomatik Gedung Putih tetap bersikukuh mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Menurut Trump, Departemen Luar Negeri A.S. telah memulai persiapan untuk memindahkan Kedutaan Israel Washington dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pergeseran dramatis dalam kebijakan A.S. ini segera memicu gelombang aksi demonstrasi “Day of Rage” di wilayah Palestina, bahkan di berbagai negara seperti Turki, Mesir, Yordania, Aljazair, Irak, Indonesia dan di negara-negara Muslim lainnya.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.
Pada bulan April, Rusia mengumumkan pengakuannya atas Yerusalem Barat sebagai ibukota Israel, yang mengungkapkan harapan bahwa separuh bagian timur kota Yerusalem pada akhirnya dapat berfungsi sebagai ibukota Palestina
Khususnya, dalam pengumumannya pekan lalu, Trump menekankan bahwa pemerintahannya belum mengambil posisi mengenai “batas-batas spesifik kedaulatan Israel di Yerusalem”.[IZ]