SUKOHARJO, (Panjimas.com) – Pemerhati gerakan Islam, Ustadz Abdur Rohim Ba’asyir (Iim) mengapresiasi langkah Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) di Istanbul, Turki pada Kamis (14/12/2017) lalu, yang menyatakan dengan tegas Yerussalem Timur sebagai Ibukota Palestina.
“Ini satu langkah maju, karena mungkin baru tahap itu yang bisa diambil. Kita tidak pernah rela Al Quds itu diambil Israel,” katanya, usai bersilaturrahmi dengan api Jabar, Jumat malam (15/12/2017).
Ustadz Iim meminta umat Islam bersikap tegas dengan keputusan Donald Trump yang menyetujui sikap sepihak Yerussalem sebagai Ibukota Israel. Langkah yang realistis bisa dilakukan umat Islam dengan memboikot produk-produk milik Yahudi dan Amerika.
“Umat Islam harus berupaya menghindari produk Israel dan Amerika semampunya. Kalau ada alternatif ya beralih, tetapi boikot itu tidak cukup. Harus disosialisasikan bahwa Al Aqsa kiblat umat Islam. Dan perlu diadakan gerakan politik, Indonesia kalau absen dengan hal ini malu kita,” paparnya.
Lebih lanjut, dia berharap pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas mendesak PBB mengirimkan militer sebagai pasukan perdamaian.
“Militer harus turun kesana, diusir itu Yahudi, karena najis mereka. Yerussalem dari kata Darussalam tempat suci, maka tidak boleh kita melepaskannya dan haram bagi umat Islam melepaskannya,” tutupnya. [SY]