TEL AVIV, (Panjimas.com) – Saluran Televisi Israel News 10 mengklaim bahwa Arab Saudi dan Mesir sebelumnya telah memberi lampu hijau kepada Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Saluran televisi Israel tersebut menyebutkan bahwa reaksi-reaksi dan penghukuman pihak Arab tidaklah asli dan sebenarnya hanya di mulut saja [tanpa tindakan].
Wartawan Israel dan Kepala rubrik Arab dalam saluran televisi berita Israel 10, Zvi Yehezkeli menekankan bahwa pengumuman tersebut tidak dapat dilakukan tanpa koordinasi antara Trump dan para sekutu regionalnya.
“Saya tidak yakin tentang reaksi negara-negara Arab terhadap resolusi ini,” ungkap Yehezkeli, seraya menambahkan bahwa tanggapan yang dikeluarkan sejauh ini tidak serius, dilansir oleh Middle East Monitor.
Meskipun mendapat perlawanan dunia internasional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump Rabu (06/12) di ruang resepsi diplomatik Gedung Putih tetap bersikukuh mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Menurut Trump, Departemen Luar Negeri A.S. telah memulai persiapan untuk memindahkan Kedutaan Israel Washington dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pergeseran dramatis dalam kebijakan A.S. ini segera memicu gelombang aksi demonstrasi “Day of Rage” di wilayah Palestina, bahkan di berbagai negara seperti Turki, Mesir, Yordania, Aljazair, Irak, Indonesia dan di negara-negara Muslim lainnya.
Pengumuman Trump tersebut juga memicu kecaman keras dari seluruh dunia, termasuk Uni-Afrika, Uni Eropa, Negera Amerika Latin dan PBB.
Pemimpin dunia, dari kawasan Eropa sampai Timur Tengah hingga Australia, mengecam keras keputusan tersebut sebagai langkah “sepihak dan di luar visi perdamaian yang dinegosiasikan antara Israel dan Palestina,” para pemimpin dunia juga memperingatkan “ketegangan yang meningkat atau bahkan kekerasan di Timur Tengah.”
Selama masa kampanye Pilpres AS lalu, Donald Trump berjanji untuk memindahkan Kedutaan A.S. dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan sejak Rabu (06/12) janji itu diwujudkan Trump melalui pernyataanya di ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.[IZ]