DAMASKUS, (Panjimas.com) – Presiden Rusia Vladimir Putin Senin (11/12) lalu memerintahkan dimulainya penarikan tentara Rusia dari Suriah, demikian menurut media Rusia, TASS.
“Saya memerintahkan Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Umum Militer untuk memulai penarikan pasukan Rusia ke titik-titik penempatan permanen mereka,” pungkas Putin seperti dikutip dari TASS.
Pernyataan Putin disampaikan saat kunjungannya ke Pangkalan Udara Khmeimim di Provinsi Latakia, sebelah Barat Laut Suriah.
Putin mengatakan Angkatan Bersenjata Rusia, bersama dengan Tentara Suriah, telah mengalahkan teroris internasional di negara yang dilanda perang tersebut.
“Dalam hubungan ini, saya mengambil keputusan: bagian penting dari kontingen Militer Rusia, yang berbasis di Republik Arab Suriah, kembali ke rumahnya ke Rusia,” kata Putin.
Putin mengatakan pangkalan Angkatan Udara Khmeimim dan pangkalan Angkatan Laut Rusia ‘Tartus’ akan terus beroperasi.
Putin berjanji untuk menyerang teroris jika mereka “mengangkat kepala mereka lagi”.
Presiden Rusia itu juga mengucapkan selamat kepada Tentara Rusia atas kemenangan mereka.
Bulan lalu, Nikolay Patrushev, Kepala Dewan Keamanan Nasional Rusia, mengatakan bahwa Moskow “bersiap” untuk mengurangi pengerahan jumlah pasukan militernya di Suriah.
Rusia dan Suriah menandatangani kesepakatan pada bulan Agustus 2015 untuk penempatan permanen pesawat-pesawat tempur Rusia dan tentaranya di Khmeimim.
Putin juga bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad sebelum berangkat ke Mesir, menurut pernyataan Kremlin.
“Saya berharap bersama dengan Iran dan Turki, bersama dengan negara-negara yang berkontribusi terhadap pemberantasan terorisme, kita akan dapat secara efektif membangun, bukan hanya kehidupan yang damai, namun sebuah proses politik untuk menyelesaikan situasi di Suriah secara keseluruhan,” tegas Putin
Setelah bertemu dengan Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi di Kairo, Putin dijadwalkan mengunjungi ibukota Turki, Ankara, di mana dia akan bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Penarikan pasukan Rusia tersebut disambut oleh delegasi oposisi Suriah yang menghadiri perundingan damai di Jenewa.
“Kami ingin Suriah aman agar orang-orang kami dapat kembali ke rumah dan setiap langkah dan prosedur yang akan berkontribusi pada fakta bahwa Suriah damai … disambut baik,” ujar juru bicara oposisi Yahya Aridi.[IZ]