RAMALLAH, (Panjimas.com) – Otoritas Israel Selasa (12/12) lalu menempatkan Pemimpin ikonik Fatah yang dipenjarakan Marwan Barghouthi dalam sel isolasi di Penjara Hujanm, Israel, demikain menurut para aktivis Palestina.
Pada sebuah konferensi pers, para aktivis Palestina yang berafiliasi dengan “Popular Campaign for the release of Palestinian Political Prisoners”, gerakan “Kampanye Populer untuk Pembebasan Tahanan Politik Palestina”, yang merupakan LSM lokal, mengatakan bahwa Marwan Barghouthi telah ditempatkan dalam kurungan sel isolasi untuk mencegahnya “berkomunikasi dengan para pendukungnya”, dikutip dari AA.
Langkah Israel tersebut dilakukan pada saat wilayah Palestina – dan sebagian besar kawasan Timur Tengah – menyaksikan gelombang aksi demonstrasi berskala besar menanggapi keputusan kontroversial Presiden A.S. Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Barghouthi, yang kini berusia 58 tahun itu, telah menghabiskan 15 tahun di balik jeruji besi sejak Ia ditangkap oleh Israel pada tahun 2002 selama gerakan Intifadah Palestina ke-2 (“pemberontakan rakyat”), Ia ditangkap saat memipin gerakan perlawanan bersenjata melawan pendudukan Israel.
Sementara Israel memandang Barghouti sebagai ancaman keamanan, jajak pendapat secara konsisten menunjukkan bahwa Barghouti adalah tokoh pilihan paling populer di antara warga Palestina untuk menggantikan pemimpin Fatah dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Ikon perlawanan Palestina, Marwan Barghouti – yang telah mendekam di penjara Israel selama lebih dari satu dekade (10 tahun), Ia memenangkan kursi di Otoritas Komite Sentral Fatah dalam Kongres Fatah beberapa waktu lalu.
Barghouti memainkan peran utama dalam gerakan jihad “Intifada Palestina” I dan II pada tahun 1987 dan 2000, yang sangat menentang pendudukan Israel.
Pada tahun 2002, Marwan Barghouti ditangkap oleh Israel dan menghukumnya dengan 5 kali hukuman penjara seumur hidup berturut-turut, karena Barghouti diduga terlibat dalam beberapa serangan di Israel. [IZ]