SOLO, (Panjimas.com) – Laskar Umat Islam Surakarta bersama Ormas Islam Soloraya mendatangi kantor distributor Penerbit Yudhistira di jalan Kutai Raya, Sumber, Banjarsari, Solo, sebab Buku ajar IPS kelas 6 SD terbitannya tertulis Ibukota Israel ialah Yerussalem, Rabu (13/12/2017).
Endro Sudarsono, humas LUIS mengaku terkejut dengan temuan tersebut. Pasalnya dua penerbit buku yang ditemukan LUIS tidak ada kesalahan penulisan ibukota Israel yakni Tel Aviv. Dari temuan tersebut jika tidak segera ditarik, menurutnya bisa mencederai umat Islam.
“Di buku terbitan Yudhistira tertulis Ibukota Israel adalah Yerusalem tetapi Palestina malah dikosongi. Dua buku yang kita temukan yakni Erlangga dan Tiga Serangkai tidak demikian,” ungkap Endro.
Endro memaparkan, kesalahan fatal buku tersebut terdapat pada halaman 56 sedang cetakan tahun 2015 ada pada halaman 51. Pada tabel pembahasan negara di Benua Asia Barat tertulis negara Israel beribukota Yerusalem. Sedang negara Palestina dikosongkan. Hal yang sama juga ditemukan dalam buku sekolah elektronik (BSE) Kelas 6.
“Persolan ini menjadi perhatian elemen Islam di kota Solo. Kami mewakili tiga puluh dua ormas Islam di kota Solo meminta klarifikasi dari pihak penerbit, ” ujarnya.
Lebih lanjut, Edi Lukito ketua LUIS mendesak Penerbit Yudhistira menghentikan distribusi buku IPS kelas 6 SD tersebut. Dia berharap penarikan di seluruh Indonesia segera dilakukan.
“Pihak Yudhistira harus segera melangkah, kita minta menyetop penerbitan dan menyurati sekolahan seluruh Indonesia. Nama Israel itu membuat sakit hati umat Islam. Kita ini ada 30 an elemen umat Islam kota Solo yang meminta pertanggungjawaban Yudistira,” tandasnya.
Sementara itu, Susilo kepala Marketing distributor Yudhistira kota Solo menjelaskan bahwa dari pimpinan pusatnya sudah mengeluarkan surat resmi permohonan maaf atas kesalahan tersebut. Untuk distribusi buku akan dihentikan, namun untuk penarikan yang sudah beredar mulai cetakan 2006, 2010 dan 2015 pihaknya belum bisa mengambil langkah konkrit. Kata dia masih menunggu tindak lanjut dari rapat pimpinan Yudistira.
“Kami dari pihak Yudhistira mengakui kesalahannya ini, kebetulan kepala kami baru ada rapat di Jogja. Untuk kelanjutannya akan kita sampaikan kepada anda semua. Selama ini tidak ada komplain, mungin karena sekarang sedang hangat kecaman adanya presiden Amerika. Tapi kami berterima kasih kepada LUIS dan Ormas Islam karena dengan demikian kesalahan ini tidak berlanjut,” kata Susilo. [SY]