JAKARTA (Panjimas.com) — Ustadz Felix Siauw menjelaskan pemilik sah tanah Palestina, tidak lain adalah umat Islam. Sejarah Palestina, kata dia, diawali sekitar tahun 600-an Masehi. Ketika Khalifah Ummar bin Khatab mengunjungi tanah Syam. Pada saat itu, ia diberikan kunci Baitul Maqdis atau Alquds oleh pendeta Patrik Safronius.
“Jadi kalau Kristen Ortodoks itu yang memimpin kan namanya Patrik, nah Patriks itu memberikan kunci kepada Umar Bin Khatab. Ketika kunci telah diberikan artinya kepemilikan sudah berpindah kepada umat muslim,” ujar Ustadz Felix dalam Tabligh Akbar “Indonesia Bersatu Membela Palestina” di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2017) pagi.
Setelah kunci diberikan, umat Islam menjaganya hingga 1914 atau perang dunia I. Pada saat itu, tanah Palestina dicaplok oleh Inggris melalui sebuah perjanjian. Kemudian Liga Bangsa-Bangsa mengeluarkan izin, Palestina dijadikan pemukiman.
“Nah ujung-ujungnya ada PBB mengeluarkan partisi, tanah itu dibagi dua. Setengah untuk Palestina, setengah untuk Israel. Pertanyaan saya. Dimana itu hukumnya. Itu tanah kaum muslimin,” kata dia.
Ustdaz Felix mengatakan, ia tak setuju kalau solusinya adalah pendirian dua negara, yaitu Palestina dan Israel. Sebab, Israel sama sekali tidak punya hak atas tanah Palestina. “Itu tanah kaum muslimin. Maka mereka tidak punya ibu kota di situ. Termasuk Tel Aviv,” kata dia.
Solusi paling tepat, menurut Ustadz Felix, Israel harus keluar dari tanah Palestina. Untuk mengusir Israel, kata dia, tidak bisa sendiri-sendiri. “Karena itu, ini harus dijadikan moment persatuan. Karena tidak mungkin mengusir Yahudi dari tanah yang mereka jarah itu, kecuali dengan persatuan kaum muslimin di seluruh dunia,” tukasnya.
Lebih lanjut Ustadz Felix juga mengutip pernyataan Sultan Abdul Hamid II: “Jika Kekhalifahan Islam ini hancur pada suatu hari, mereka dapat mengambil Palestina tanpa biaya. Tetapi selagi aku masih hidup, aku lebih rela sebilah pedang merobek tubuhku daripada melihat bumi Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Kekhalifahan Islam. Perpisahan tanah Palestinaadalah sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup.” (des)