JAKARTA (Panjimas.com) – Yerusalem sering disebut sebagai kota tiga agama. Padahal sesungguhnya umat Islam lah pemilik Palestina dan kota Yerusalem. Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyebut Yerusalem sebagai Ibukota Israel adalah sebuah kedzaliman, kesewenang-wenangan dan kesombongan yang nyata.
Hal itu dikatakan aktivis dakwah Neno Warisma usai Tabligh Akbar “Indonesia Bersatu Membela Palestina” di Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (12/12/2017) pagi.
Bagaimana seharusnya pemerintah Indonesia menyikapi pernyataan Trump? “Presiden Jokowi sejak awal sudah dongkol dan kesal dengan pernyataan Presiden AS itu. Kita bersyukur, pemerintah satu suara dengan rakyat Indonesia. Semoga, pemerintah bukan sekedar menarik suara atau empati kaum muslim jelang perhelatan besar negara ini, Pemilu 2019,” kata Neno.
Dari empati itu dan sebagai bukti kongkrit, Jokowi hendaknya memimpin untuk menolong saudara kita di Palestina. Karena kita berhutang budi atas apa yang diberikan Ali Taher yang berkebangsaan Palestina, ketika itu seluruh uangnya di bank diberikan untuk amunisi kemerdekaan Indonesia.
“Jadi pantaslah kalau kepala negara bersama jajarannya bersama-sama menggalang secara nasional dalam keberpihakannya kepada Palestina. Keputusan Donald Trump sangat membuat kita marah dan harus dilawan,” kata Neno.
Hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk Palestina, kata Neno, adalah melakukan penggalangan dana, mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan, hingga kecamatan, termasuk pimpinan sektoral harus digiatkan. Mengingat ini tidak ada hubungannya dengan politik, melainkan untuk kemanusiaan di Palestina.
“Secara sabar dan terstruktur kita juga harus melakukan tindakan kongkrit yaitu tidak membeli produk-produk Israel. Semua keluarga stop membeli produk yang sahamnya dimiliki Israel.” (des)