SOLO, (Panjimas.com) – Laskar Umat Islam Surakarta bersama Ormas Islam Soloraya mendatangi Dinas Pendidikan Solo, Banjarsari, Solo terkait pelanggaran pencetakan penerbit Yudistira. Buku IPS kelas 6 terbitan Yudistira tersebut ternyata menampilkan Ibukota Israel ialah Yerussalem sejak 2006, Rabu (13/12/2017).
Sekjen LUIS, Yusuf Suparno meminta Dinas Pendidikan mengklarifikasi dan menindak lanjuti kesalahan cetak tersebut. Adanya isu pernyataan Donald Trump yang mengakui Yerussalem sebagai ibukota Israel kemudian viral adanya informasi buku tersebut. Pihaknya menilai penulis buku ada indikasi kesengajaan mencantumkan ibukota Israel adalah Yerusalem.
“Terkait buku terbitan Yudistira yang mencetak ibukota Israel adalah Yerussalem kita meminta ini diluruskan. Karena ternyata tadi menurut penerbitnya bahkan sudah terbit sejak 2006,” katanya.
Unggul Sudarmo Sekretaris Dinas Pendidikan mengatakan bahwa buku yang diedarkan ke sekolah harus melalui seleksi tim penilai di Kemdikbud perbukuan di pusat (E katalog).
Dinas Pendidikan mempunyai kebijakan bahwa buku yang boleh dipakai sekolah sudah melalui seleksi. Kami tentu tidak bisa cek satu persatu, terus terang kami terbantu dengan laporan masyarakat seandainya ditemukan bahan ajar yang bisa menimbulkan kesalahpahaman pahaman terhadap apapun.
“Terus terang ini juga mengejutkan kami, dan Dinas Pendidikan langsung koordinasi. Hari ini sudah terbit surat dari pak Walikota untuk menarik dan tidak memakai buku tersebut,” tandasnya. [SY]