ISTANBUL, (Panjimas.com) – Para pemain sepakbola klub terkemuka Turki, “Galasataray FC” dan “Teleset Mobilya Akhisarspo” hari Sabtu (09/12) lalu menyuarakan dukungannya untuk perjuangan rakyat Palestina menyusul langkah kontroversial Presiden Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Sejalan dengan para pemain di lapangan, puluhan ribu fans Galasataray serta Teleset Mobilya Akhisarspor juga turut menyuarakan dukungannya terhadap rakyat Palestina.
Para pemain esepakbola Galatasaray dan Teleset Mobilya Akhisarspor membawa spanduk bertuliskan “Jerusalem adalah garis merah kami”, saat mereka menginjak lapangan di Stadion Turk Telekom di Istanbul, dilansir dari Anadolu.
Puluhan ribu penggemar tim Galatasaray juga membentangkan spanduk yang berbunyi: “Jika Yerusalem tidak dibebaskan, dunia tetap tertawan” dan “Yerusalem adalah kiblat, Yerusalem adalah Miraj,” mengacu kiblat sholat pertama bagi umat Islam.
Sebelumnya, para pemain Adanaspor dan Elazigspor juga menggelar spanduk bertuliskan pesan yang sama menjelang pertandingan liga 1 Federasi Sepak Bola Turki.
Di Provinsi Gaziantep bagian Tenggara, pada perhelatan Liga 1 Turki tampak para pemain Gazisehir Gaziantep dan pemain MKE Ankaragucu menginjakan lapangan dengan spanduk pro-Palestina yang sama.
Langkah ini dilakukan sehari setelah Federasi Sepak Bola Turki menyerukan semua klub sepak bola yang bermain di Liga Super, Liga 1, Liga 2 dan Liga ke-3 untuk membentangkan spanduk-spanduk dukungan atas Yerusalem saat memasuki lapangan sebelum awal pertandingan mereka pekan ini.
Meskipun mendapat perlawanan dunia internasional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump Rabu (06/12) di ruang resepsi diplomatik Gedung Putih tetap bersikukh mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Menurut Trump, Departemen Luar Negeri A.S. telah memulai persiapan untuk memindahkan Kedutaan Israel Washington dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pergeseran dramatis dalam kebijakan A.S. ini segera memicu gelombang aksi demonstrasi “Day of Rage” di wilayah Palestina, bahkan di berbagai negara seperti Turki, Mesir, Yordania, Aljazair, Irak, Indonesia dan di negara-negara Muslim lainnya.
Pengumuman Trump tersebut juga memicu kecaman keras dari seluruh dunia, termasuk Uni-Afrika, Uni Eropa, Negera Amerika Latin dan PBB.
Selama masa kampanye Pilpres AS lalu, Donald Trump berjanji untuk memindahkan Kedutaan A.S. dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan sejak Rabu (06/12) janji itu diwujudkan Trump melalui pernyataanya di ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.[IZ]