DENPASAR, (Panjimas.com) – Berita penolakan kehadiran ustad Abdul Somad di Bali yang ingin mengisi acara pengajian dan Tabligh Akbar mewarnai beberapa sosial media yang ada.
Ternyata fakta yang ada di lapangan Ustad Abdul Somad sangat diterima oleh masyarakat Bali. Buktinya Raja Bali menyambut baik Ustad Abdul Somad, menjabat tangan dan memeluk erat, bahkan Raja Bali ini ikut hadir mendengar ceramah Ustad Abdul Somad pada Sabtu (9/12/2017) malam, di Masjid Raya Baiturrahman (Masjid yang sudah lama dan berdiri sejak 1926) yang terletak di Kampung Jawa Denpasar Bali.
Berikut ini adalah tulisan dari penuturan, Agung Soni seorang warga muslim asli Bali yang diposting di akun FB pribadinya Ahad, (10/12).
“Islam & Hindu Hidup Harmoni Ratusan Tahun di Bali”
Sebagai seorang muslim yang darah kental dari nenek dan ibu saya yang asli Bali, rasanya haru melihat raja Bali Ida Cokorda Pemecutan XI berjabat tangan erat, dan memeluk Ustadz Abdul Somad pada hari Sabtu (kemarin).
Raja Pemecutan XI juga hadir di Masjid Baiturrahman Kampung Jawa dan duduk mendengarkan tausiyah dari Ustadz Abdul Somad bersama jamaah lainnya yang membeludak hampir tidak tertampung seluruh jamaah.
“Inilah kebahagiaan buat banyak muslim berdarah Bali, seperti saya”
Bagaimana rasanya, melihat orang terhormat yang beragama lain, mau duduk, mendengar dan berjabat tangan erat memeluk seorang Ulama yang barusan saja mau dijadikan sasaran tembak sebagai umpan pemecah belah antara Islam dan Hindu di Bali yang sudah subur hidup harmoni selama ratusan tahun.
Pecah air mata saya……
Sasaran tembak itu ternyata bukan orang sembarangan.
Politisasi kedatangan Ustadz Abdul Somad ke Bali tidak berhasil.
Bahkan inilah bukti, bahwa Allah Ta’ala menjaga keharmonisan Umat Islam dan Umat Hindu di Bali selama ratusan tahun hingga sampai saat sekarang ini.
Kami bangga disebut “nak selem” (Orang Islam) oleh saudara kami yang Hindu di Bali.
Mereka menjadi bagian dari Ukhuwah Wathoniyah, Saudara sebangsa dan setanah air.
Kami hidup secara berdampingan dan damai di Bali.
Jelas, adu domba devide at impera oleh politisi, oleh oknum, oleh ormas atau siapapun kemarin atas momen safari dakwah UAS di Bali adalah perbuatan lacur dan jahat.
Allahu Akbar!
Astungkara….
Hidup harmoni adalah sebuah pilihan dan provokasi adalah sebuah kejahatan.
(Agung Soni)