Ustadz Abdul Somad menyayangkan adanya berita baik di media massa maupun media sosial, bahwa dirinya menolak ikrar kebangsaan karena anti pancasila.
Padahal, itu sudah dilakukannya demi menjaga stabilitas keamanan, meski awalnya Ustadz Somad enggan menuruti persekusi para demonstran. (Baca: Kronologi dan Klarifikasi Resmi Ustadz Abdul Somad Terkait Insiden Persekusi di Bali)
Lebih dari itu, Ustadz Abdul Somad juga difitnah, bahwa ia tak jadi pulang dan meneruskan ceramahnya di Bali, semata-mata untuk mengejar honor.
“Saya sampaikan ini fitnah. Semua honor di Bali sudah saya kembalikan ke Ketua Panitia. Kami orang Riau walau tidak kaya masih tumbuh sebatang dua batang pokok sawit yang menghantarkan kami ke Cairo tahun 1998 saat $1 Dolar Rp.20.000.- karena ongkos dibebankan ke siswa,” kata Ustadz Abdul Somad dalam rilisnya yang diterima redaksi Panjimas.com, Ahad (10/12/2017).
Di sisi lain, Ustadz Somad juga meminta kepada aparat agar mengambil tindakan hukum kepada provokator yang melakukan persekusi terhadap dirinya.
“Harap diambil tindakan hukum terhadap mereka yang sudah merusak kebinekaan yang terjaga di Bali selama ini. Hadirnya Raja Bali DR. Ida Cokorde Pemecutan XI dan beberapa tokoh Hindu pada Tabligh Akbar tadi malam membuktikan bahwa para provokator ini tidak mewakili rakyat Bali,” ujarnya.
Sebagai bentuk antisipasi ke depan, Ustadz Abdul Somad meminta kepada kaum Muslimin di Bali agar membentuk aliansi, guna menjaga kerukunan antar sesama.
“Agar muslim Bali membentuk Aliansi Muslim Bali untuk menjaga interen dan eksteren tetap menjaga kerukunan dengan saudara Hindu Bali untuk mengantisipasi para provokator yang dapat merusak kerukunan di masa akan datang. NKRI Harga Mati,” tutupnya. [AW]