TUNIS, (Panjimas.com) – Ribuan warga Tunisia di seluruh penjuru negeri turun ke jalan Kamis (07/12) untuk memprotes keputusan kontroversial Presiden A.S. Donald Trump yang secara formal mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Di Tunis, ratusan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi, dengan meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina dan mengutuk keras langkah kontroversial A.S.
“Rakyat menuntut pembebasan Palestina,” tegas para pengunjuk rasa.
“Dari Tunis ke Yerusalem [Al-Quds], kita semua berdiri bersama-sama”, tandasnya.
“Kami mengutuk keputusan A.S.” ujar seorang mahasiswa Wajdi Beltayyib, seperti dilansir dari Anadolu.
“Kami menganggap Yerusalem sebagai garis merah,” imbuhnya.
“Kota suci itu akan selalu menjadi ibu kota Palestina”, ungkapnya.
Beltayyib kemudian mendesak pemerintah Tunisia dan parlemen untuk meningkatkan dukungan bagi perjuangan rakyat Palestina dan membawa isu tersebut di arena internasional.
Aksi demonstrasi Pro-Palestina juga tampak digelar Kamis (07/12) di kota Kairouan, Sfax, Sousse, Gafsa dan Bizerte.
Meskipun mendapat perlawanan dunia internasional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump Rabu (06/12) di ruang resepsi diplomatik Gedung Putih tetap bersikukh mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Menurut Trump, Departemen Luar Negeri A.S. telah memulai persiapan untuk memindahkan Kedutaan Israel Washington dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pergeseran dramatis dalam kebijakan A.S. ini segera memicu gelombang aksi demonstrasi “Day of Rage” di wilayah Palestina, bahkan di berbagai negara seperti Turki, Mesir, Yordania, Aljazair, Irak, Indonesia dan di negara-negara Muslim lainnya.
Pengumuman Trump tersebut juga memicu kecaman keras dari seluruh dunia, termasuk Uni-Afrika, Uni Eropa, Negera Amerika Latin dan PBB.
Selama masa kampanye Pilpres AS lalu, Donald Trump berjanji untuk memindahkan Kedutaan A.S. dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan sejak Rabu (06/12) janji itu diwujudkan Trump melalui pernyataanya di ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.[IZ]
Â