GAZA, (Panjimas.com) – Kelompok Jihad Islam Palestina, Harakat al-Jihād al-Islāmi fi Filastīn, atau juga disebut “Islamic Jihad Movement” mengecam keras langkah AS mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Gerakan Jihad Islam menyebut langkah kontroversial AS tersebut sebagai upaya untuk menyalakan “perang agama” di wilayah tersebut, dilansir dari Anadolu.
“Pengumuman Trump mengandung disinformasi dan kebohongan,” pungkas juru bicara Palestinian Islamic Jihad (PIJ), Daoud Shehab dalam pernyataannya.
“Itu dimaksudkan untuk memicu konflik agama dan hanya akan meningkatkan kebencian,” imbuhnya.
Pengumuman A.S atas pengakuan Yerusalem sebagai Ibukota Israel, menurut Shehab, “mengungkapkan wajah sejati A.S., yang mempromosikan terorisme di Timur Tengah.”
Ia menambahkan, “A.S. tidak dapat lagi dianggap sebagai faktor penstabil di wilayah ini”.
Dalam perkembangan terkait, faksi-faksi Palestina di Tepi Barat menyerukan digelarnya pementasan “hari kemarahan” [Day of Rage] pada hari Kamis (08/12) untuk memprotes keputusan A.S itu.
Dalam pernyataannya, “Palestinian National and Islamic Forces”, Pasukan Islam dan Nasional Palestina, sebuah koalisi persatuan faksi-faksi Palestina, menyerukan pemogokan umum dan demonstrasi rakyat yang akan diadakan di Tepi Barat.
Selama masa kampanye Pilpres AS lalu, Donald Trump berjanji untuk memindahkan Kedutaan A.S. dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan sejak Rabu (06/12) janji itu diwujudkan Trump melalui pernyataanya di ruang Resepsi Diplomatik Gedung Putih.
Yerusalem hingga kini tetap menjadi inti konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade, sementara rakyat Palestina tetap memperjuangkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai ibu kota negaranya.[IZ]