DOHA, (Panjimas.com) – Ikatan Cendekiawan dan Ulama Internasional (IUMS) memberi konfirmasi bahwa lembaganya tidak tunduk pada keinginan penguasa dan tidak mengikuti peraturan negara tertentu, dan hanya bekerja demi kebaikan umat manusia.
“Sejak awal, IUMS telah berdiri sebagai perwakilan cendekiawan dan ulama moderat dan merupakan benteng melawan terorisme dan ekstremisme dari semua sisi dan dalam segala bentuknya. IUMS berulang kali menyerukan pembentukan prinsip-prinsip kebebasan, keadilan dan kesetaraan di seluruh dunia,” tulis IUMS dalam pernyataan, Jumat (01/12), dilansir dari Middle East Monitor.
“Kami melihat ada upaya-upaya untuk melemahkan posisi kepemimpinan religius sebuah institusi [IUMS] yang mewakili 90.000 cendekiawan dan ulama Muslim dan ratusan juta pemeluk Muslim hanya karena tujuan politik, dan hal itu tidak dapat diterima dan tidak masuk akal.”
“Kami telah secara konsisten memimpin dialog keagamaan dengan beberapa pihak untuk melawan ekstremisme dan terorisme dan mendukung koeksistensi damai,” tulis pernyataan IUMS menambahkan.
“Ikatan Cendekiawan dan Ulama Internasional memberikan arahan, bimbingan, advokasi moderasi dan toleransi beragama kepada sejumlah besar ilmuwan dan guru yang berurusan dengan kaum pemuda di seluruh dunia saat ini,” jelas pernyataan IUMS.
Arab Saudi, Mesir, UEA dan Bahrain telah memasukkan International Union of Muslim Scholars, yang dipimpin oleh Syaikh Yusuf Al-Qaradawi, dalam daftar organisasi teroris yang baru saja mereka rilis.[IZ]