DAMASKUS, (Panjimas.com) – Sedikitnya 20 warga sipil terbunuh Ahad (03/12) lalu akibat serangan rezim Assad di Ghouta Timur, sebuah wilayah pinggiran dekat ibukota Damaskus, menurut laporan organisasi pertahanan sipil yang berada di daerah tersebut.
Puluhan korban lainnya dikabarkan mengalami luka-luka dalam serangan yang menargetkan daerah yang dikuasai pasukan oposisi di Arbin, Beit Sava, Misraba, dan Hammuriya, demikian menurut “White Helmets”, dikutip dari AA.
Secara resmi dikenal sebagai “Syria Civil Defense”, White Helmets adalah sebuah organisasi sukarelawan yang beroperasi di wilayah-wilayah Suriah yang dikendalikan kubu oposisi.
Ghouta Timur sebagaimana diketahui berada dalam jaringan zona de-eskalasi – disokong oleh Turki, Rusia dan Iran – di mana tindakan agresi militer dilarang secara eksplisit.
Meskipun demikian, pasukan rezim Assad tetap mempertahankan intensitas serangan mereka ke distrik tersebut, sehingga menyebabkan puluhan warga sipil tewas atau luka-luka.
Menurut sumber pertahanan sipil setempat, setidaknya 160 warga sipil telah terbunuh oleh pasukan rezim Assad di daerah tersebut pada periode 14 November hingga 3 Desember.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]