KAIRO, (Panjimas.com) – Setiap langkah Amerika Serikat untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel akan mendorong ekstremisme dan kekerasan, demikian pernyataan Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, Sabtu (02/12).
Aboul Gheit menyampaikan pernyataannya itu selang sehari setelah seorang pejabat senior pemerintah A.S. mengatakan Presiden A.S. Donald Trump kemungkinan akan membuat pengumuman pengakuan AS itu pekan depan, dilansir dari Reuters.
Rakyat Palestina menginginkan Yerusalem sebagai ibukota negara mereka di masa depan, bahkan masyarakat internasional tidak pernah mengakui klaim Israel atas Yerusalem.
Pengumuman terencana “Word of Trump” [Pernyataan Trump] mengenai Yerusalem serta pemindahan Kedutaan AS dari Tel Aviv, ini akan menyimpang dari kebijakan presiden-presiden A.S. sebelumnya yang telah bersikeras bahwa status Yerusalem harus diputuskan dalam perundingan damai.
Rencana langkah AS itupun telah mendapat kritikan dan kecaman keras dari Otoritas Palestina (PA).
“Hari ini kami mengatakan dengan sangat jelas bahwa mengambil tindakan semacam itu tidak dapat dibenarkan … Ini tidak akan menghasilkan ketenangan atau stabilitas, namun akan memicu ekstremisme dan melakukan kekerasan,” pungkas Aboul Gheit dalam pernyataan yang dipublikasikan di laman liga Arab tersebut.
“Itu hanya menguntungkan satu sisi; pemerintah Israel yang memusuhi perdamaian, ” imbuhnya.[IZ]