JAKARTA (Panjimas.com) – Saat ini umat Islam berkumpul di Monas dalam rangka untuk menyatukan persespsi tentang ukhuwah Islamiyah. Dan, ini adalah sesuatu yang wajib untuk kita lakukan secara bersama-sama.
“Umat Islam Indonesia yang mayoritas tidak boleh menjadi penonton di negerinya sendiri. Sangat disesalkan, jika umat
Islam tidak memiliki porsi yang besar untuk mengelola negerinya sendiri. Faktanya malah dikuasai oleh asing dan aseng,” kata KH. Muhammad Yunus, Sekretaris MUI Jawa Timur saat orasi dalam Reuni 212 di Monas, Ahad (2/12) lalu.
Kiai Yunus mengingatkan, umat Islam Indonesia harus sadar, secara perlahan negeri ini dikuasai oleh asing dan aseng, dan bukan tidak mungkin kita akan terusir dari negerinya sendiri.
“Mumpung belum terlambat, masih ada waktu untuk menyamakan persepsi dari umat yang besar di negeri ini. Kita ketahui, 88, 28 % penduduk Indonesia adalah kaum muslimin. Tapi, kita malah dituduh anti kebhinekaan, anti pancasila, dan anti NKRI,” ungkap Kiai Yunus heran.
Kita semua tahu, siapa yang membuat istilah NKRI. Istilah itu diberikan oleh umat Islam yang dikenal dengan mosi integralnya. “Yang mengatakan umat Islam anti NKRI adalah bentuk ahistori dan sebuah penyesatan opini.”
Hari ini, umat Islam berkumpul dalam Reuni 212. Yang hadir mewakili dari seluruh provinsi Indonesia. Dengan hadirnya umat Islam dari berbagai provinsi menunjukkan adanya kebhinekaan yg seungguhnya.
“Karena itu jangan mau ditipu oleh informasi yang menyesatkan dari media-media maenstrem. Sudah saatnya umat Islam kembali pada media yang bisa kita kelola sendiri,” imbau Kiai Muhammad Yunus. (des)