JAKARTA (Panjimas.com) – Di atas panggung Reuni 212 di Silang Monas -Jakarta, Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid pekikan takbir Allahu Akbar, seperti halnya Bung Tomo ketika melaksanakan fatwa jihad dari KH Hasyim Asy’ari, dan para ulama di Jawa Timur dan Madura.
“Pekikan takbir Bung Tomo itu telah membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda dan para sekutunya yang kafir. Maka, Selamatlah Surabaya, begitu juga Indonesia,” kata Hidayat bersemangat.
Bertepatan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, Alumni 212 kembali berkumpul di Monas dengan aman, tertib dan damai. “Dulu di tempat ini, kegiatan agama tidak boleh, Maulid dilarang. Tapi, sekarang sudah boleh, tidak lagi dilarang. Maulid tahun ini boleh dibilang adalah Maulid terbesar di seluruh dunia, yang dihadiri oleh jutaan umat Islam Indonesia,” ungkap tokoh PKS ini.
Peringatan Maulid Nabi Saw mengingatkan kita pada sosok Salahudin al Ayyubi. Ketika itu ia tidak rela umat Islam dalam posisi yang dilemahkan, dijajah ekonominya, dijajah negaranya, begitu juga akidah dan ibadahnya. Sehingga, jadilah umat Islam yang lemah.
Dikatakan Hidayat, peristiwa Maulid Nabi Saw ini untuk mengingatkan kembali kejayaan umat Islam ketika itu. Saat itu umat Islam yang dipimpin oleh Salahuddin al Ayyubi berhasil membebaskan Palestina dan Al-Aqso dari penjajahan kaum Salib.
“Kini, saudara muslim kita di Palestina masih dijajah zionis Israel. Begitu juga dengan Muslim Rohingya di Myanmar. Mereka bukan hanya dijajah ekonominya, tapi juga sosial, budaya, dan kedaualatannya. Melalui spirit 212 dan Maulid Nabi Saw, mari kita bersatu padu membantu saudara kita yang tertimpa musibah, baik di Bali maupun di Myanmar,” ajak Hidayat.
Dengan Maulid ini diharapkan, umat Islam kembali terbangun semangatnya. Maulid dan Reuni 212 adalah gerakan yang membawa manfaat dan memberi solusi serta kebaikan untuk Indonesia.
“Dahulu, laskar hizbullah, mujahidin, dan jundullah berjuang untuk Indonesia yang merdeka. Kita mengenal KH. Hasyim Asy’ari, Kahar Muzakir, Tubagus Hadikusiomo, H. Agus Salim, Umar Said Tjokroaminoto, M. Natsir dan sebagainya. Mereka adalah para pahlawan dari umat Islam yang berjuang melawan penjajahan dengan segala bentuknya,” tandas Hidayat. (des)