PARIS, (Panjimas.com) – Perdana Menteri Libanon Saad Hariri mengatakan pada hari Senin (27/11) awal pekan ini bahwa Syiah Hezbollah yang didukung Iran harus berhenti mencampuri urusan negara-negara tetangganya, dan menerima kebijakan “netral” untuk membawa stabilitas dalam wilayah Libanon.
Pada tanggal 4 November lalu, secara tiba-tiba Saad Hariri mengumumkan pengunduran dirinya dalam pidato melalui saluran televisi dari Arab Saudi, dan menuding Iran dan sekutu Libanonnya Hezbollah menaburkan “hasutan” dan provokasi di wilayah negaranya bahkan turut “campur tangan” dalam urusan negara-negara Arab.
Saat berbicara dalam wawancara yang direkam pada Senin malam bersama dengan penyiar Prancis CNews, Saad Hariri mengatakan bahwa dia masih bertugas. “Ya, saya masih perdana menteri,” ujarnya.
“Saya ingin stabilitas Lebanon menjadi yang pertama bagi semua orang. Bagi saya, ketika presiden meminta saya untuk menunda pengunduran diri saya, saya mengatakan kepadanya bahwa kami harus menyelesaikan beberapa masalah, dan kami sedang melakukan beberapa konsultasi, dan saya akan dengan senang tinggal [tetap menjabat],” jelas Hariri.
Sedangkan saat ditanya perihal pengunduran dirinya, Hariri mengatakan ingin menciptakan “kejutan positif”.
“Saya ingin melakukan sesuatu untuk negara. Kami berada dalam periode yang sangat sulit dimana seluruh wilayah terbakar, yang saya inginkan adalah menstabilkan Libanon.”
Mengenai situasi pengunduran dirinya, Hariri mengatakan bahwa dia pergi ke Arab Saudi untuk memperbaiki hubungan.
“Ketika saya melihat bahwa kami memiliki masalah yang sangat besar dengan negara-negara Teluk, saya harus membuat kejutan positif. Mengenai semua hal yang terjadi di sana, ada banyak cerita yang telah keluar, tapi saya menyimpannya untuk diri saya sendiri,” pungkasnya.
PM Libanon Saad Hariri mengatakan bahwa dia ingin negaranya bersikap netral terhadap semua konflik.
“Saya tidak menginginkan sebuah partai politik dalam pemerintahan saya, mengganggu urusan negara-negara Arab melawan negara-negara Arab lainnya,” tandasnya.
Hariri mengatakan bahwa dia mengharapkan Hezbollah untuk menerapkan “kenetralan yang kami sepakati di pemerintahan dan komunike di parlemen, di mana kami mengatakan bahwa kami akan memiliki hubungan baik dengan semua negara Arab”.
“Kita tidak bisa mengatakan sesuatu dan kemudian melakukan sesuatu yang lain,” imbuhnya.
Hariri mengatakan bahwa dia tidak ingin mengundurkan diri namun akan mengundurkan diri lagi jika Iran dan Hezbollah tidak menerima keseimbangan politik baru yang dia usulkan.
“Saya percaya bahwa Hezbollah terlibat dalam dialog yang sangat positif, saya tidak ingin membicarakan pilihan negatif yang bisa saya buat”, ungkapnya.
Arab Saudi, yang merupakan pelindung politik lama Saad Hariri, adalah musuh bebuyutan Iran di kawasan.
Riyadh mendukung kelompok oposisi bersenjata Suriah sementara Iran dan Hezbollah sama-sama mendukung rezim Bashar al-Assad di Suriah.[IZ]