SUKOHARJO (Panjimas.com) – Cuaca yang cerah di Desa Plesan dengan rimbunan pohon dan sawah mulai berubah sejak berdiri bangunan megah sebuah pabrik. PT Rayon Utama Makmur (RUM) nama perusahaan itu memang merekrut banyak penduduk di wilayah Nguter, Sukoharjo, sebagai karyawannya.
Namun satu bulan terakhir ketenangan warga beberapa Desa di wilayah Nguter itu terusik. Bau busuk mirip limbah manusia menyebar kerumah-rumah penduduk. Lurah Plesan, Joko Listiyono pun membenarkan bila PT RUM mengeluarkan limbah yang menyerupai bau septic tank.
Diantara ratusan warga yang melakukan aksi unjuk rasa di depan PT RUM pada Kamis (30/11/2017), terlihat seorang difabel turut berorasi diatas motornya yang telah dimodifikasi. Tak sampai disitu, spanduk tulisan ‘Stop Pencemaran Udara Limbah Beracun PT RUM’ ditempel didepan motornya.
Hariyanto, penyandang difabel itu meminta pimpinan PT RUM ikut merasakan bau busuk yang dihirup warga setiap hari jika pabrik mereka beroperasi.
“Perhatikan pimpinan PT RUM, kasihan anak-anak kami sesak napas. Kalau mereka Islam pasti mengertilah keluhan kami,” katanya dengan nada rendah.
Bahkan dia mempersilahkan para Manager PT RUM untuk menginap ke rumahnya barang sehari memastikan betapa busuknya limbah udara yang dikeluarkan perusahaannya itu.
“Anak-anak kami selalu mual dan muntah bila menghirup bau busuk limbah yang sangat menyengat. Jika PT RUM tidak menghiraukan kami terus akan mendatangi tempat ini,” ucapnya.
Pria gempal itu tetap mengikuti aksi demo bersama warga tiga Desa yakni Plesan, Gupit dan Celep sampai selesai. Meski peserta demo hanya ditemui Manager operasional, mereka akan menggelar aksi kembali jika tuntutan menyelesaikan persoalan bau limbah itu tidak segera ditangani. [SY]