JAKARTA, (Panjimas.com) – Dalam diskusi ekonomi yang diadakan pada acara kongres Nasional Alumni 212 yang diadakan di Wisma PHI, Cempaka Putih,Jakarta Pusat pada hari Jumat (1/12) muncul beberapa gagasan menarik dan informasi terbaru soal ekonomi kekinian yang disampaikan oleh KH.Didin Hafidhuddin M.Sc selaku pembicara utama diskusi tersebut.
Diskusi ekonomi yang mengambil tema: Kedudukan Ekonomi Syariah dalam Sistem Perekonomian di Indonesia dipandu dan dimoderatori langsung oleh Ustadz Asep Syaripudin selaku Wakil Ketua Presidium Alumni 212 yang juga sebagai Ketua API (Aliansi Pergerakan Islam) Bandung itu.
“Sekarang istilah yang dimunculkan bukan ekonomi Syari’ah vs ekonomi Konvensional, tetapi ekonomi syari’ah vs ekonomi ribawi, atau ekonomi islam vs ekonomi yahudi,” ujar Prof Didin Hafidhudin.
Ekonomi Syariah Islam itu menurut Prof Didin dibagi berapa bagian yang antara lain adalah: Ekonomi Tauhid/ keimanan, Ekonomi Akhlaq dan Ekonomi Berjama’ah.
Didin berharap semoga dengan adanya Kongres Nasional Alumni 212, akan lebih memantapkan ukhuwah islamiyah serta meningkatkan sinergitas umat dalam berjama’ah tidak hanya dalam ibadah mahdhoh, juga berjama’ah dalam berniaga dan berpolitik demi izzul islam wal muslimin yang didamba dambakan.
Sedangkan ustd Asep Syarifudin juga memiliki harapan yang sama, agar ke depannya semoga dengan adanya semangat persatuan yang diprakarsai para Alumni 212 akan lebih mengokohkan kepemimpinan Ulama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara demi kemaslahatan bangsa dan kejayaan NKRI. [ES]