YOGYAKARTA (Panjimas.com) – Sejumlah wilayah di Indonesia memasuki siaga bencana. Setelah erupsi Gunung Agung di Bali, cuaca ekstrem yang terjadi selama tiga hari terakhir di wilayah Yogyakarta menyebabkan banjir hingga tanah longsor. Tak terkecuali, Solo dan Pacitan.
Mulai hari ini (29/11), Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X secara lisan menetapkan siaga darurat bencana di DIY sampai akhir Januari 2018. Hal itu disampaikan Sekda DIY Gatot Saptadi didampingi Plt Kepala BPBD DIY Krido Suprayitno usai bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Rabu (29/11).
Status siaga darurat bencana ini didasarkan atas peringatan dari BMKG. Artinya, penetapan status untuk mengoptimalkan potensi semua SKPD masyarakat untuk bisa satu dalam penanganan bencana. Akibat bencana, hingga hari ini, ada empat warga meninggal dunia.
Hingga Selasa (28/11) malam total bencana terpantau ada di 141 titik. Bencana didominasi banjir. “Banjir belum pernah terjadi di Gunungkidul. Angin kencang dan longsor di Bantul,” kata Krido menambahkan. Pada hari ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X akan meninjau lokasi bencana di Bantul, Gunungkidul, dan Sleman.
Sejumlah pos pengungsian dan dapur umum telah didirikan demi menanggulangi masyarakat yang terdampak. Selama dua hari terakhir tim operasi gabungan telah melakukan berbagai tindakan guna menanggulangi dampak cuaca ekstrem. Mulai petugas BPBD, TNI, Polri sampai masyarakat semua bahu-membahu menanggulangi dampak cuaca ekstrim.
Untuk Kabupaten Kulonprogo, pos pengungsian didirikan di Kompleks Kecamatan Panjatan. Koordinator Pos Pengungsian Panjatan, Caroko mengatakan, walau sudah lebih dari 362 masyarakat mengungsi, cadangan makanan dan minuman masih aman.
Untuk Kabupaten Gunung Kidul, dapur umum telah didiirkan di Kompleks Kantor Sewoko Projo. Hal ini dilakukan untuk membantu menyampaikan kebutuhan logistik karena sebagian besar masyarakat masih bertahan di rumah masing-masing.
Dikabarkan pula, listrik di 80 desa Kabupaten Pacitan dan Ponorogo, Jawa Timur padam, karena penyulang atau jaringan listrik yang menyuplai dari Gardu Induk ke Jaringan Tegangan Menengah rusak akibat banjir yang terjadi di wilayah setempat. Total pelanggan di 80 desa yang padam itu mencapai 76.362 pelanggan.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY pun telah membuka saluran telpon darurat di nomor 0851-0363-0700. Melalui itu, masyarakat dapat mendapatkan atau memberikan informasi darurat langsung kepada BPBD.
Erupsi di Bali
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menurunkan level peringatan penerbangan sebelumnya merah menjadi level oranye karena aktivitas abu vulkanis Gunung Agung menurun di bawah 6.000 kilometer di atas permukaan laut.
Kepala PVMBG Kasbani, di Karangasem, Bali, Rabu (29/11) mengatakan, pada Selasa (28/11) pukul 06.00 WITA peringatan penerbangan berada dalam status red atau merah dan hari ini abu vulkanis bergerak ke arah barat daya mengikuti arah angin. Informasi ini menjadi pertimbangan bagi pilot dan otoritas penerbangan untuk menghindari dari abu vulkanis Gunung Agung. Pihaknya akan memperbarui kembali apabila terjadi peningkatan ketinggian abu ini.
Seperti diberitakan media, status Awas Gunung Agung yang ditetapkan sejak Senin (27/11/2017) kemarin menyusul semburan abu vulkanik hingga ketinggian 4.000 meter membuat sejumlah penerbangan dari dan ke Bandara Ngurah Rai Bali ditutup.
Senin (27/11/2017) kemarin tercatat 445 penerbangan dinyatakan dibatalkan dan 59 ribu penumpang pun gagal terbang. Penutupan Bandara Ngurah Rai Bali pun akhirnya diperpanjang hingga Rabu (29/11/2017). Data sementara untuk penerbangan ada sekitar 443 penerbangan yang gagal terbang. Terdiri dari penerbangan internasional sekitar 201 penerbangan dan domestik sekitar 242 penerbangan.
Provinsi Bali saat ini memasuki musim hujan. Erupsi Gunung Agung berpotensi membawa material piroklastik dalam jumlah besar dan perlu diwaspadai.
Jumlah pengungsi saat ini mengalami peningkatan 5.286 jiwa dibanding sehari sebelumnya yang mecapai sekitar 23.737 jiwa. Saat ini, pengungsi di Karangasem mencapai 15.758 jiwa di 105 titik pengungsian, Buleleng (3.972 jiwa di 9 titik), Klungkung (3.029 jiwa di 31 titik), Bangli (600 jiwa di 1 titik), Tabanan (744 jiwa di 7 titik), Denpasar (1.472 jiwa di 35 titik), Gianyar (2.587 jiwa di 8 titik), Badung (549 jiwa di 5 titik), dan Jembrana (312 jiwa di 16 titik). (des)