YERUSALEM, (Panjimas.com) – Polisi Israel Ahad (26/11) lalu menangkap 36 Yahudi Haredi (ultra-ortodoks) di Yerusalem.
Puluhan Yahudi Heredi tersebut ditangka karena memprotes kebijakan wajib militer pelajar oleh Tentara Israel, menurt laporan media Israel.
“Pengunjuk rasa ultra-Ortodoks ditangkap karena menghalangi lalu lintas di Yerusalem,” pungkas Kepolisian Israel dalam pernyataannya.
“Para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan di dekat stasiun bus kota dan mencegah layanan di dekat kereta dan memblokir pintu masuk kota,” imbuhnya, dikutip dari AA.
Aksi protes dimulai pada tahun 2014 setelah Parlemen Israel Knesset mengesahkan sebuah undang-undang yang memberlakukan wajib militer bagi penganut Yahudi di Israel.
Pelayanan militer di Israel diwajibkan oleh pemerintah Israel untuk semua warga Israel berusia di atas 18 tahun yang beragama Yahudi atau Druze, sementara warga Arab-Israel dibebaskan.
Masa pelayanan militer untuk pria adalah 32 bulan dan sementara untuk perempuan 24 bulan.
Warga pemeluk Yahudi mencakup sekitar 10 persen populasi Israel, dan mereka tinggal di komunitas-komunitas tertutup di mana mereka menerapkan hukum Yahudi yang ketat dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Senin (20/11) lalu di Yerusalem dan ibu kota Tel Aviv, puluhan Yahudi Ortodoks juga ditangkap, karena menolak wajib militer. Aksi demonstrasi penolakan terhadap wajib militer Israel itu dihadiri oleh ratusan pengunjuk rasa Yahudi Ortodoks.
“Pengunjuk rasa … mencoba memblokir ‘Highway 4’ Jalan Raya 4 [jalan utama di Tel Aviv] di daerah Bnei Brak, namun Polisi menyambut mereka dengan pasukannya dan tembakan ‘water canon’,” menurut laman Yedioth Ahronoth.
Komunitas Yahudi Ultra-Ortodoks telah lama dibebaskan dari wajib militer yang harus dilakukan oleh semua warga Israel lainnya.
Pada bulan September lalu, bagaimanapun, Mahkamah Agung Israel membatalkan pengecualian ini, namun kemudian menunda pelaksanaan putusan tersebut selama satu tahun.
Orang-orang Yahudi ortodoks di Israel umumnya tinggal di lingkungan mereka sendiri, sementara anak-anak mereka hanya menghadiri sekolah-sekolah khusus agama.[IZ]