LONDON, (Panjimas.com) – Sebanyak 3.613 warga Palestina dilaporkan terbunuh di Suriah sejak perang berkecamuk di negara itu pada tahun 2011, demikian menurut LSM AGPS yang berbasis di London, Inggris.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Kamis (23/11) lalu, Kelompok Aksi untuk Palestina di Suriah, Action Group for Palestinians of Syria (AGPS) mengatakan bahwa 463 perempuan Palestina termasuk di antara korban konfik Suriah.
AGPS mengatakan bahwa lebih dari 1.642 pengungsi Palestina, termasuk 105 perempuan, kini mendekam dalam tahanan akibat dipenjarakan penguasa rezim, Bashar al-Assad.
Menurut LSM tersebut, sekitar 204 pengungsi Palestina meninggal dunia akibat kekurangan gizi akut dan buruknya perawatan medis.
Sekitar 85.000 pengungsi Palestina meninggalkan Suriah menuju ke Eropa pada akhir tahun 2016, menurut laporan AGPS.
Menurut perkiraan PBB, sekitar 450.000 pengungsi Palestina kini masih tinggal di Suriah yang dilanda perang.
Didirikan pada tahun 2012, Action Group for Palestinians of Syria (AGPS) adalah organisasi pengawas hak asasi manusia yang memantau situasi pengungsi Palestina di Suriah yang dilanda peperangan.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]