AMMAN, (Panjimas.com) – Jutaan anak-anak Yaman dilaporkan dalam kondisi sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan, ungkap Direktur Regional UNICEF untuk Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara dalam konferensi pers Ahad (26/11) di ibukota Yordania, Amman.
“Lebih dari 11 juta anak-anak Yaman saat ini sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Jumlah ini mencakup 40 persen populasi,” pungkas Geert Cappelaere, Direktur Regional UNICEF, dikutip dari AA.
Cappelaere menambahkan bahwa Yaman adalah salah satu negara yang menghadapi tingkat kekurangan gizi akut tertinggi di dunia.
Hampir 5.000 anak-anak terbunuh atau terluka parah dalam 2,5 tahun terakhir, jelas Cappelaere.
“Ribuan sekolah dan fasilitas kesehatan telah hancur total. 2 juta anak-anak di Yaman menderita malnutrisi akut,” imbuhnya.
Kapal bantuan kemanusiaan diizinkan memasuki daerah-daerah Yaman setelah 20 hari blokade diberlakukan di pelabuhan Al-Hudaydah.
Pelabuhan ini berada di bawah kendali pemberontak Syiah Houthi dan pasukan pro-Ali Abdullah Saleh yang sebelummya digulingkan.
Geert Cappelaere juga menekankan bahwa Yaman membutuhkan lebih banyak lagi bantuan kemanusiaan.
Sebuah kapal bantuan kemanusiaan, yang membawa 5.500 ton tepung, dilaporkan tiba di pelabuhan Al-Hudaydah, pelabuhan yang hingga kini masih dikendalikan oleh Houthi.
Yaman yang kini menjadi negara miskin, tetap berada dalam keadaan kacau sejak tahun 2014, ketika milisi Syiah Houthi dan sekutunya menguasai ibukota Sanaa dan bagian-bagian lain negara ini.
Sejak Maret 2015, koalisi internasional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah menuding Kerajaan Saudi terlibat kejahatan perang sebagai akibat dari kampanye pengebomannya yang dapat dianggap sembarangan dan menyebabkan kerusakan berlebihan pada negara tersebut termasuk jumlah korban tewas yang cukup tinggi.
Menurut pejabat PBB, lebih dari 10.000 warga Yaman telah tewas akibat konflik berkepanjangan ini, sementara itu lebih dari 11 persen dari jumlah penduduk negara itu terpaksa mengungsi, sebagai akibat langsung dari pertempuran yang tak kunjung usai. Untuk diketahui, lebih dari setengah total korban adalah warga sipil. sementara 3 juta lainnya diperkirakan terpaksa mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit.[IZ]