DAMASKUS, (Panjimas.com) – Sedikitnya 25 warga sipil, termasuk lima anak-anak, dilaporkan terbunuh Ahad (26/11) akibat serangan rezim Assad di pedesaan Ghouta Timur yang terletak di dekat ibukota Damaskus.
Serangan pasukan Assad tersebut menargetkan lingkungan pemukiman Douma Misraba, Ein Tarma, Medeira, dan Harasta, yang hingga kini masih dikendalikan kubu oposisi, demikian menurut laporan seorang reporter Anadolu di lokasi kejadian.
16 warga sipil, termasuk 3 anak-anak, terbunuh di Misraba, menurut sumber-sumber tenaga medis, yang berbicara secara anonim.
7 orang, termasuk 2 anak, juga dilaporkan terbunuh di Medeira dan 2 lainnya di Douma, ujar sumber medis.
Jumlah korban tewas dikhawatirkan terus meningkat karena banyak korban yang mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Sejak 14 November, Ghouta Timur mendapat serangan intensif oleh pasukan rezim Assad yang menyebabkan lebih dari 100 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Rezim Suriah meningkatkan intensitas serangannya di wilayah Ghouta Timur, meskipun distrik tersebut termasuk dalam zona de-eskalasi – yang disokong oleh Turki, Rusia, dan Iran – zona dimana tindakan agresi militer dilarang.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]