RIYADH, (Panjimas.com) – Pertemuan Menteri-Menteri Pertahanan Aliansi Militer Negara-Negara Muslim anti-terorisme yang dipimpin Saudi digelar di ibukota Saudi, Riyadh, Ahad (26/11).
Pertemuan Tingkat Tinggi yangt dihadiri para Menteri Pertahanan itu diadakan dengan mengusung tema “Allied Against Terrorism” (Bersekutu Melawan Terorisme).
Pertemuan Islamic Military Counter Terrorism Coalition (IMCTC), “Koalisi Kontra Terorisme Militer Islam dibuka oleh Putra Mahkota Saudi dan Menteri Pertahanan Pangeran Mohamed bin Salman, dikutip dari AA.
Pertemuan IMCTC “akan mengirimkan pesan kuat tentang pentingnya koordinasi melawan terorisme,” ujar Mohamed bin Salman kepada para hadirin peserta IMCTC di Riyadh.
Para Menteri Pertahanan dijadwalkan akan membahas cara-cara memerangi terorisme dan menggerogoti keuangannya.
SPA melaporkan pertemuan hari Ahad (26/11) tersebut menandai “awal sebenarnya” aliansi militer dan koordinasi melawan ekstremisme dan terorisme.
Sebuah deklarasi yang dikeluarkan dalam KTT Arab-AS-Islam baru-baru ini di Riyadh pada bulan Mei lalu yang mengungkapkan bahwa negara-negara anggota aliansi siap untuk mengerahkan 34.000 tentara dengan maksud untuk mendukung operasi melawan kelompok-kelompok teroris di Irak dan Suriah.
Aliansi Militer Islam yang dipimpin Arab Saudi itu mencakup 40-an negara-negara seperti Turki, Pakistan, Mesir, Malaysia, UEA, dan negara Teluk lainnya serta negara-negara Afrika.
Aliansi ini dibentuk untuk melindungi negara-negara Islam itu dari kejahatan semua kelompok dan organisasi teroris, terutama Islamic State (IS).
Iran, bagaimanapun, merupakan rival kuat Arab Saudi, dan Teheran belum menjadi bagian dari aliansi militer ini sebagaimana perbedaan antara 2 negara Sunni dan Syiah itu yang begitu mendalam pada konflik regional di Irak dan Suriah, serta Yaman.
Aliani ini diharapkan dapat meningkatkan hukum dan ketertiban di negeri-negeri tersebut dengan meluncurkan operasi militer tanpa henti terhadap para gerilyawan di sabuk barat laut yang terisolasi.
Mantan Panglima Militer Pakistan, Jenderal Raheel Sharif telah ditunjuk sebagai Komandan Aliansi Militer Islam untuk memerangi terorisme di kantor pusatnya di ibukota Arab Saudi, Riyadh, demikian menurut pernyataan Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif saat dikonfirmasi hari Jumat (06/01) awal Januari lalu. Jenderal Sharif telah menolak untuk menerima perpanjangan masa jabatannya.
Awal tahun ini, sebuah rekaman video menjadi viral di media sosial, yang menunjukkan Jenderal Sharif dikelilingi oleh para penjaga Saudi saat kunjungannya ke Masjid-a-Nabvi di Madinah dengan banyaknya warga Pakistan meneriakkan slogan-slogan mendukung dirinya.
Menurut SPA, koalisi ini dibentuk dalam kerangka perjanjian anti-terorisme yang sebelumnya ditandatangani oleh Negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Bersama dengan Arab Saudi, dilaporkan koalisi militer ini termasuk Pakistan, Yordania, Uni Emirat Arab, Bahrain, Bangladesh, Turki, Tunisia, Djibouti, Sudan, Palestina, Qatar, Kuwait, Lebanon, Libya, Maladewa, Malaysia, Mesir, Maroko, Mauritania, dan Yaman, ditambah dengan 13 Negara-negara Afrika.
Anggota Aliansi lainnya termasuk Bahrain, Bangladesh, Benin, Chad, Komoro, Djibouti, Mesir, Gabon, Guinea, Pantai Gading, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maladewa, Mali, Maroko, Mauritania, Niger, Nigeria, Pakistan, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Senegal, Sierra Leone, Somalia, Sudan, Togos, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab dan Yaman.[IZ]