JAKARTA, (Panjimas.com) – Membalas keburukan dengan kebaikan bukanlah suatu hal yang mudah untuk diamalkan. Namun, hal itu harus senantiasa dilakukan oleh setiap manusia apalagi para da’i yang mengemban dakwah Islam.
15 tahun mengarumi medan dakwah bukanlah waktu yang singkat, ujian dan cobaan pasti telah banyak dirasakan. Ustadz Felix Siauw, seorang muallaf yang harus menerima ujian terbesar, yaitu selalu dihalangi untuk berdakwah. Padahal, menyampaikan kebenaran kepada kaum muslimin adalah kewajiban yang senantiasa ia jalankan sejak tiga pekan setelah ia memutuskan untuk menjadi seorang muslim.
Mulai dari pelarangan acara pengajian di masjid-masjid masyarakat hingga perkantoran sampai pembubaran pengajian harus dialami Ustadz Felix Siauw.
Namun, bukannya membalas perlakuan buruk yang dilakukan kepadanya, Ustadz Felix Siauw malah mendoakan orang-orang yang menzaliminya.
“Semoga Allah menunjuki mereka (jalan yang lurus), memberikan kebaikan kepada keluarganya, Allah memberikan kepada anak, cucu dan keturunannya agar anak-anak, cucu dan keturunannya menjadi orang yang senantiasa bangga pada Islam melebihi segalanya dan memperjuangkan Islam,” kata Ustadz Felix Siauw di Masjid Jami An Nashru’, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (25/11/2017).
Tidak hanya itu, ketika Ustadz Felix Siauw diminta untuk memberikan nasehat kepada orang-orang yang selalu menghalang-halangi dakwah Islam, Ustadz Felix Siauw malah merendahkan diri dan merasa tidak berhak memberikan nasehat kepada mereka.
“Saya pikir saya tidak berhak memberikan nasehat kepada mereka, karena saya yakin mereka punya banyak ulama-ulama,” tuturnya.
Ya, inilah da’i. Ia tidak terlalu memikirkan celaan dan pujian dari manusia. Cukup meluruskan niat untuk berdakwah dan memohon keridhaan dari Allah ta’ala. [DP]