JAKARTA (Panjimas.com) – Ba’da shalat Jum’at (24/11) Laskar Pembela Islam dan Presidium Alumni 212 bergerak menuju kantor Nasdem di bilangan Gondangdia, Jakarta Pusat, untuk berunjuk rasa mengecam pernyataan politisi Nasdem Viktor B Laskodat beberapa waktu lalu di Kupang, NTT
Begitu tiba di depan kantor Nasdem, massa FPI dan Presidium Alumni 212 malah “disambut” oleh hadroh — bukan dari peserta aksi – di pekarangan gedung Nasdem. Bukan hanya membawakan hadroh, tapi juga membacakan tahlil, barzanji dan doa.
Tentu saja ini suatu hal yang aneh, seolah massa yang hendak melakukan aksi unjuk rasa harus berhadapan dengan para hadroh yang kabarnya hanya 10 orang saja. Tidak terlihat tokoh atau politisi Nasdem mengikuti tahlilan tersebut.
“Lho kok, mau aje sih, main hadroh dan tahlilal oleh politisi Nasdem. Harusnya mereka bergabung bersama kita mengecam ucapan Viktor yang jelas-jelas memecah belah bangsa,” kata salah satu peserta aksi yang melihat langsung jumlah pemain hadroh di halaman kantor Nasdem.
Yang sangat disesalkan lagi, perwakilan peserta aksi diperkenankan masuk ke dalam kantor Nasdem, namun mereka hanya bisa menunggu di sebuah gudang. Sementara politisi Nasdemnya kabur. “Politisi Nasdemnya kabur semua, dan kita hanya diterima di sebuah gudang,” kata Ustadz Jafar Siddik, salah satu pimpinan FPI dalam orasinya.
“Kita doakan saja agar yang hadroh diterima amalnya, dan semoga niatnya bukan karena untuk kepentingan yang lain,” kata Ustadz Jafar.
Dari Gondangdia, kemudian massa FPI dan alumni 212 kembali bergerak menuju Kantor Bareskrim di Gambir, Jakarta Pusat, untuk menuntut agar Polri tidak menghentikan penyidikan politisi Viktor. (des)