MINDANAO, (Panjimas.com) – Seorang pemimpin dari kelompok Muslim terbesar di Filipina MILF pada hari Senin (20/11) hadir bergabung dengan Daerah Otonom di Muslim Mindanao (ARMM) untuk memperingati Milad ke-28 pembentukan ARMM.
Kehadiran Wakil Ketua Front Pembebasan Islam Moro (MILF) Ghadzali Jaafar itu menandai untuk pertama kalinya MILF diwakili dalam perayaan Hari Piagam untuk wilayah otonomi Mindanao itu.
“Kami MILF tidak menolak inisiatif perdamaian dan pembangunan untuk rakyat Bangsamoro, dan pemerintah ARMM saat ini baik dalam hal itu,” ujar Ghadzali Jaafar seperti dikutip Inquirer News.
Menurut laporan yang diterbitkan pada hari Rabu sebelumnya, MILF menolak untuk mengakui ARMM sebagai representasi aspirasi rakyat Bangsamoro, bahkan menyebut pembentukannya sebagai “otonomi palsu” dan “eksperimen yang gagal”.
Acara pada hari Senin awal pekan ini dimulai dengan penyampaian pidato Gubernur Mujiv Hataman yang mungkin saja merupakan yang terakhir kalinya, dengan mengamati berjalannya Hukum Dasar Bangsamoro [BBL] yang akan membentuk Daerah Otonom Bangsamoro untuk menggantikan ARMM yang kini ada.
Rancangan undang-undang BBL tersebut, disusun oleh Komisi Transisi Bangsamoro yang terdiri dari anggota MILF dan Front Pembebasan Nasional Moro serta perwakilan pemerintah nasional.
RUU tersebut merupakan pemenuhan atas kesepakatan damai yang mendorong aspirasi masyarakat Bangsamoro untuk membangun tanah air yang lebih mandiri dan kuat.
Hal ini dipresentasikan oleh Komisi Transisi Bangsamoro kepada Presiden Rodrigo Duterte pada bulan Juli lalu dan telah diajukan Duterte ke Senat dan Kongres pada bulan berikutnya.[IZ]