SOLO, (Panjimas.com) – Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Dr. Haedar Nasir, M.Si saat mengisi kajian di Gedung Balai Muhammadiyah, Solo, mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak gembar-gembor rahmatan lil ‘alamin tapi langsung praktek, Rabu (22/11/2017).
Ratusan tahun, para korban, tokoh agama mempelajari Al Qur’an salah satunya dalam bab menyantuni orang miskin, membela mustad’afin dan memelihara anak yatim. Dia katakan pendusta agama jika tanpa ada bentuk nyata sebagaimana Muhammadiyah.
“Kita nggak gembar-gemborkan rahmatan lil ‘alamin, tapi langsung praktek. Tapi Al Quran dan ajaran Islam harus diamalkan dan membawa rahmat bagi semesta alam. Sekarang yang mendapat manfaat dari rumah sakit Muhammadiyah, buakan hanya warga Muhammdiyah. Tapi juga umat muslim bahkan non muslim,” ungkapnya.
Haedar menjelaskan asal kata PKU artinya Penolong Kesengsaraan Umum. Dari situ Muhammadiyah mempraktekkan sikap tolong menolong tidak memandang agama. Siapapun yang sengsara, ucap dia akan ditolong Muhammadiyah.
“Di NTT hanya 10 persen umat muslim, jalan terjal naik jika anak-anak hendak sekolah harus jalan 7 kilo meter. Dengan kesulitan itu kami buat sekolah SD. Ada tokoh Katholik setempat berikan lahan 7 hektar. Mengapa terjadi in ahsantum ah santum li anfusikum. Kalau orang sibuk pidatokan pluralisme, kita sudah praktekan,” tandasnya. [SY]