ISTANBUL, (Panjimas.com) – Oposisi Suriah menyerukan negara-negara Arab untuk membentuk sebuah koalisi perlawanan terhadap “campur tangan Iran di wilayah tersebut,” menurut seorang pejabat dari Koalisi Nasional untuk Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah, yang biasa dikenal dengan Koalisi Nasional Suriah [Syrian National Coalition, SNC], Senin (20/11).
Ahmed Ramazan, juru bicara Koalisi Nasional Suriah [SNC], yang juga bertindak sebagai pemerintah sementara, mengatakan bahwa pihaknya mendorong koalisi Arab untuk memerangi “agenda dan teror Iran”, dilansir dari Anadolu.
“Kita harus mencegah Iran mengeksploitasi perbedaan antara orang Arab,” pungkasnya.
Ramazan menambahkan bahwa mengumumkan pemberitahuan tidak akan cukup, namun “tindakan harus dilakukan melalui Dewan Keamanan PBB”.
“Sejak awal krisis [di Suriah], pihak oposisi telah menyerukan Liga Arab untuk mengambil tindakan terhadap intervensi Teheran dan dorongannya untuk menciptakan sebuah konflik sektarian di wilayah tersebut,” imbuh Ramazan.
Jubir SNC itu juga menuding Iran mencoba mengubah susunan demografi di Suriah.
Koalisi Nasional Suriah berusaha untuk membangun “united Syrian front” [Front Rakyat Suriah Bersatu] dengan aliansi internasional dan Arab untuk berperang melawan Iran, tambahnya.
Pada hari Ahad (19/11), Menteri-Menteri Luar Negeri Liga Arab menggelar pertemuan luar biasa di Kairo untuk membahas “intervensi Iran di wilayah ini” atas permintaan Arab Saudi.
Di Kantor Pusat Liga Arab di Kairo, para Menlu menuding Iran memasok rudal-rudal ke Syiah Houthi di Yaman.
Dalam pidato pembukaannya, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit mengatakan: “Sejak awal konflik di Yaman, 332 rudal balistik telah digunakan, yang berasal dari satu sumber tunggal, Iran. Iran mendukung banyak milisi lainnya di negara-negara Arab.”
“Sebuah rudal buatan Iran, yang baru-baru ini menargetkan ibu kota Arab Saudi Riyadh, merupakan sinyal yang jelas akan permusuhan Iran,” tambahnya.
Pada hari Senin (20/11), seorang pejabat Kremlin mengatakan bahwa Presiden Rusia, Turki, dan Iran akan membahas Kongres Dialog Nasional Suriah pada pertemuan puncak mereka yang akan datang, pada hari Rabu (22/11) di Sochi.[IZ]