SUKOHARJO (Panjimas.com) – Ustadz Haikal Hassan yang hadir bersama tokoh MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) dalam Tabligh Akbar di Solobaru, Grogol, Sukoharjo, menguraikan materi bahwa musuh Islam senantiasa ingin memadamkan cahaya Allah, Ahad (19/11/2017).
Peserta kajian dibuat terhibur dengan materi yang disampaikan Ustadz Haikal di atas panggung. Dengan pembawaan sentilan-sentilan lucu dan gaya kocaknya, dia dipaksa naik podium untuk kedua kalinya oleh panitia, setelah menjelaskan sejarah kelam umat Islam yang terus ditipu penguasa.
“Barusan mereka sudah berikrar, banyak yang tidak senang karena tabiatnya begitu, yuriduun artinya tidak akan, terus menerus, nggak akan berhenti untuk memadamkan cahaya Allah. Apalagi Ulama bersatu, ini syetan lari ngibrit, dia putus asa, syetan sekarang teriak mati gua nggak bisa apa-apa di Solo,” katanya dengan nada bercanda.
Wasekjen MIUMI Pusat itu menegaskan bahwa kebathilan akan lenyap jika kebenaran terus berjuang demi kemenangan. Dirinya mengaku masih sakit hati dengan corong media penipu umat yang memberitakan aksi 212 dihadiri puluhan ribu saja.
“Haq dan bathil Ndak bisa bercampur, ketika datang kebenaran pasti bathil pergi, ketika kebenaran takut, bathil yang muncul. Mereka orang kafir tak akan berhenti dengan mulut mereka, dengan media mereka, dengan Facebook mereka, dengan Twitter mereka, dengan metrotipu mereka. Sakit hati ini nggak ilang-ilang tadz, 7 juta 4 ratus ribu orang dibilang, gocap, palelu bau menyan” ujarnya disambut tawa ribuan peserta.
Ahli sejarah tersebut menerangkan bahwa hancurnya Raja Namrud bukan semata-mata karena menyembah Berhala tetapi menghina Nabi Ibrahim alaihissalam. Begitupun Fir’aun, matinya bukan karena mengaku Tuhan nya manusia, tetapi menyepelekan Nabi Musa. Mereka menolak kebenaran setelah datang petunjuk, kemudian Allah timpakan kekalahan.
“Ini berlaku terus menerus, berlaku sepanjang masa, berlaku bagi setiap pimpin. Sekuat Namrud yang penting kebenaran tampil, Haq muncul bathil hilang, Haq berani bathil takut, Haq maju bathil mundur, Haq bercahaya bathil redup, Haq bersuara bathil bungkam, itu sunatullah. Jadi jaman dulu se Negara Namrud, kafir musyrik satu orang tampil kebenaran Nabi Ibrahim, Allah hinakan Namrud dengan seekor nyamuk yang masuk ke dalam hidungnya bersarang di otak, dia pusing dijedotin dah jeder, jeder, jeder. Kayak loe jaman jahiliyah dulu,” cetusnya. [SY]