SUKOHARJO (Panjimas.com) – Ustadz Fadzlan Gamaratan, da’i asal Papua yang hadir bersama tokoh MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) dalam Tabligh Akbar di Solobaru, Grogol, Sukoharjo, mengajak umat Islam bersatu yang diawali dari Masjid.
Ustad Fadzlan mengatakan gerakan orang kafir akan senantiasa menghalangi jalan umat Islam. Menurutnya setelah 72 tahun Indonesia merdeka sekitar 8 juta umat Islam murtad. Hal itu ditengarai karena peran orang munafik yang menginginkan perpecahan bangsa.
“Orang kafir itu hendak memadamkan cahaya Allah, baik dengan duit mereka, Twitter mereka, Facebook mereka, omong mereka, kekuasaan mereka, Allah tetap menyempurnakannya, walaupun orang kafir tidak menyukai,” kata Ustadz “Sabun” itu. Ahad (19/11/2017).
Ustadz Fadzlan mengungkapkan bahwa permasalahan umat yang saat ini dibelenggu pemodal asing, Krisis kepemimpinan yang disetir Aseng, dan perpecahan umat akibat adu domba penguasa tidak susah untuk melawan jika umat Islam bersatu.
“Maka hari ini Soloraya harus bangkit, Indonesia ada karena umat Islam ada di negeri ini. 9 cacing itu kecil bagi Allah kalau kita sudah bersama Allah kalau kita bersatu menjaga bangsa ini, hati-hati kita menyatu mengusir belenggu yang mempengaruhi kita. Mari bersatu kembali dari Masjid ke masjid, tidak ada Masjid Muhammadiyah, Masjid NU, Masjid MTA, yang ada Masjidnya umat Islam dari, laa Ilaha illallah,” tandasnya dengan nada keras.
Untuk itu, dia bersama MIUMI Pusat berharap umat Islam bisa bersatu kembali. Kerusakan bumi Indonesia sudah sangat parah, kata dia banyak aliran sesat, muncul Nabi palsu sebagai upaya meretakkan bangsa Indonesia. Solusinya adalah kembali kepada Tauhid Allah.
“Wahai umat Islam, sadar atau tidak sadar, hari ini kita sudah panen 335 aliran sesat. 126 palsu dan muncul orang mengaku malaikat. Tujuannya apa, meretakkan anak bangsa dan umat Islam ini. Pelajaran sudah ada di Timur Tengah, Arabia maka MIUMI untuk datang bersama untuk satukan kembali pemikiran kita. Tidak ada lagi pandangan NU, tidak ada lagi pandangan Muhammadiyah kecuali tunduk kepada bendera laa Ilaha illallah,” pungkasnya. [SY]