HARARE, (Panjimas.com) – Partai berkuasa di Zimbabwe, Zimbabwe African National Union – Patriotic Front (Zanu-PF) memutuskan dengan suara bulat menyetujui untuk memecat Presiden Robert Mugabe dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai tersebut, hal ini menandakan berakhirnya pemerintahan Mugabe yang berlangsung hampir empat dasawarsa lamanya (sekitar 37 tahun).
Keputusan partai penguasa di Zimbabwe ini diambil sehari setelah aksi demonstrasi digelar di jalanan ibu kota Harare yang menarik perhatian jutaan warga Zimbabwe, secara serempak menuntut segera Presiden Mugabe untuk mengundurkan diri dari jabatannya, dikutip dari Anadolu.
Meski Mugabe masih tetap menjadi presiden, putusan terakhir tentang nasibnya akan diputuskan pada hari Selasa (21/11) saat para anggota Dewan Perwakilan Rakyat diharapkan untuk menggulingkannnya.
Pada hari Selasa (14/11) pekan lalu, Militer Zimbabwe mengambil alih kendali negara tersebut dan menempatkan Mugabe, istrinya dan sejumlah menteri terdekatnya menjadi tahanan rumah.
Sementara beberapa pihak mengatakan aksi militer ini adalah sebuah upaya kudeta, namun Militer Zimbabwe mengatakan bahwa ini adalah pengambilalihan militer yang dimaksudkan untuk menangani “penjahat-penjahat yang mengelilingi Mugabe dan istrinya Grace.”
Intervensi Militer Zimbabwe terjadi setelah masa kerusuhan dalam keputusan partai Zanu-PF (Zimbabwe African National Union – Patriotic Front) yang menyokong Mugabe.
Pekan lalu, Wakil Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa dipecat di tengah perselisihan politik mengenai siapa yang akan menggantikan presiden berusia 93 tahun itu.[IZ]