SOLO, (Panjimas.com) – Komandan Pasukan inti Pagar Nusa Jawa Tengah (Jateng), Ustadz Burhan Hilal Adnan mengatakan bahwa pihaknya tetap akan menjaga ukhuwah Islamiyyah bersama elemen umat Islam di Soloraya.
Keterangan ini dia katakan dihadapan Ustadz Bachtiar Nasir, Ulama, Habaib, Ustadz dan pimpinan Ponpes se Soloraya saat acara silaturrahmi MIUMI Pusat di Ponpes Takmirul Islam Solo, Ahad (19/11/2017).
“Kami cukup mengetahui sikap-sikap Nahdatul Ulama kota Solo. Permasalahan di kota Solo sebetulnya komunikasi sudah baik, kadang beberapa orang yang baru mengenal kami ingin membuat upaya untuk terjadi perpecahan. Saya sendiri anak orang NU, teman saya bermain dulu di ormas yang lain. Tidak mungkin kami berbenturan dengan teman masa kecil saya,” kata alumni UMS itu.
Ustadz Burhan menyoroti kejadian isu penolakan Ustadz Felix Siauw di Ngruki, hanya sebatas berita hoax. Perbedaan pandangan menurutnya bisa diselesaikan dengan jalan baik, meski memiliki wilayah kerja sendiri-sendiri.
“Kadang isu diluar itu sungguh luar biasa seperti perang, padahal sesungguhnya tidak ada. Kita punya kerja sendiri-sendiri yang tidak perlu dipertentangkan, dan ini benar-benar untuk Islam,” tuturnya.
Anak Kyai NU ini juga menjelaskan bahwa pamannya tidak lain adalah mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo, Prof. Zaenal Arifin Adnan warga Muhammadiyah. Maka tidak ada alasan keturunan NU tersebut ingin membuat perpecahan. Ustadz Burhan menegaskan bahwa di Solo, pihaknya selalu mengedepankan persatuan jika ada perbedaan diselesaikan dengan tabayun demi kondusifitas umat Islam.
“Poin yang paling panas hari ini karena dipicu Banser ada penolakan, maka saya katakan, itu kan diluar Solo, untuk Solo kondusif adalah nomor satu. Kita sesama muslim sesama ormas punya pergerakan sendiri-sendiri. Yang terakhir, UBN hari ini isu penolakan sudah kita katakan tidak ada,” papar komandan Inti Pagar Nusa Jateng. [SY]