NEW YORK, (Panjimas.com) -Tiap satu dari lima serangan udara di Irak oleh pasukan koalisi anti-Islamic State (IS) yang dipimpin AS mengakibatkan kematian seorang warga sipil, menurut laporan New York Times, Kamis (16/11).
New York Times melaporkan koraban-korban sipil akibat serangan pasukan koalisi anti-IS, berjumlah 31 kali lebih tinggi dari angka yang diumumkan Pentagon.
“Tidak peduli apa ambang batas yang kami gunakan, hasilnya konsisten: Satu dari setiap lima serangan udara membunuh seorang warga sipil,” tulisnya.
Wartawan New York Times tersebut mengunjungi 150 lokasi yang menjadi sasaran serangan udara koalisi anti-IS di 3 wilayah di Irak Utara.
New York Times menyebutkan bahwa penyelidikan itu mencakup area-area yang dibebaskan dari pasukan IS yang mengungkapkan bahwa banyak korban sipil tidak termasuk dalam laporan koalisi anti-IS, dan mereka salah dilaporkan sebagai sasaran organisasi teroris.
“Menurut data koalisi yang ada, 89 dari lebih 14.000 serangan udara di Irak telah mengakibatkan kematian warga sipil, atau sekitar satu dari setiap 157 serangan. Tingkat yang kami temukan di lapangan – satu dari setiap lima – dan ini 31 kali lebih tinggi, ” jelas New York Times.
Di sebagian besar wilayah dengan kematian warga sipil, tidak ada target Islamic State (IS) disana, imbuh New York Times.
Menurut Airwars, sebuah kelompok nirlaba yang melacak para korban sipil di Irak, Suriah dan Libya, lebih dari 3.000 warga sipil terbunuh dalam serangan udara di Irak sejak Agustus. 2014.
A.S., bagaimanapun, hanya mengumumkan angka 466 jiwa sebagai korbannya.
Airwars mengatakan hampir 6.000 warga sipil terbunuh akibat lebih dari 28.000 bom pasukan koalisi anti-IS pimpinan AS di Suriah dan Irak sejak Agustus 2014.[IZ]