JAKARTA, (Panjimas.com) – Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban Muhammad Sirajuddin Syamsuddin akrab dipanggil Din Syamsuddin mengatakan, Indonesia sebagai negara mayoritas Islam memiliki tanggung jawab menampilkan peran global.
“Peran Indonesia dalam dunia Islam tidak dimaksudkan sebagai keinginan Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam,” kata Din Syamsuddin di gedung MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2017).
Hal tersebut dipandang penting, menurutnya, karena dunia maupun dunia Islam saat ini sedang mengalami permasalahan besar, kerusakan-kerusakan yang bersifat akumulatif dan bagian tertentu dalam dunia Islam yang juga sedang porak-poranda. “Oleh karena itu, Indonesia bersama negara lain memiliki tanggung jawab untuk menanggulanginya,” lanjutnya.
Dalam acara Halaqoh dan Diskusi Internasional bertajuk Indonesia dan Kepemimpinan dalam Dunia Islam yang diselenggarakan gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/11/2017), turut dihadiri Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban, Din Syamsuddin; Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Muhammad Zaitun Rasmin; Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri, KH. Muhyiddin Junaidi; Abdul Ilah Ahmad Nimr; Dino Patti Djalal; Ahmed Al-Thokhy; Duta Besar Rusia Mikhail Y. Galuzi.
Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut menyebutkan bahwa dunia banyak berharap kepada Indonesia untuk menanggulangi masalah-masalah yang terjadi dalam dunia Islam.
“Berangkat dari mandat konstitusional pada pembukaan Undang-Undang Dasar yang berbunyi ikut melaksanakan ketertiban dunia atas dasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata Din, hal itu merupakan pesan perdamaian yang penting dan memiliki corak jalan tengah.
Selain itu, harapan dunia kepada Indonesia disebabkan karena secara normatif Indonesia dipandang memiliki nilai. “Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini karena peradaban global yang mengalami kerusakan, perseteruan antar bangsa dan hal ini butuh ideologi tengahan,” terang Din.
Tidak hanya itu, Din menjelaskan, dunia pun melirik corak Islam di Indonesia yang dipandang berbudaya. “Islam wasathiyah, rahmatan lil ‘alamin, nah dunia sedang memerlukan itu,” pungkasnya. [DP]