JAKARTA (Panjimas.com) – Terkait rencana umat Islam akan menggelar Tabligh Akbar, Sabtu (11/11) besok di Alun-alun Garut, Jawa Barat, tokoh Aksi Bela Islam 212, Ustadz Haikal Hassan berharap, jangan ada pihak-pihak yang berhadapan dengan umat Islam, apalagi jika ada yang akan melakukan penghadangan atau penghentian kegiatan tersebut.
“Jangan sekali-kali berhadapan dengan umat Islam. Karena siapapun yang berhadapan dengan umat Islam yang berakidah Ahli Sunnah Waljamaah dan konsisten dalam perjuangan, nggak bakal menang,” kata Ustadz Haikal Hasan kepada Panjimas, disela-sela Bedah Buku “Perang Akhir Zaman” di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Kramat Rayat 45, Jakarta, Jum’at (10/11/2017) sore.
Seharusnya, pihak yang akan melakukan penghadangan, berprasangka baik terlebih dahulu. “Kalau memang tidak cocok dengan isi para penceramah, bukan dihadang sebelumnya. Duduklah dan dengarkan isi ceramahnya. Kalau isinya menyimpang, ya kita turunkan rame-rame. Tapi, kalau isi ceramahnya tidak menyimpang, maka biarkan kegiatan Tabligh Akbar ini berjalan dengan tertib, aman dan lancar,” kata Ustadz asal Betawi ini.
Bicara ukhuwah, lanjut Ustadz Haikal, tentu kita sangat mengharapkan ukhuwah itu terjadi. Namun, kita mesti melihat skala besar. Dari 100 orang, yang menentang hanya segelintir, itu namanya bukan ukhuwah.
“Ukhuwah bisa dikatakan mengalami perpecahan, jika skalanya fifty-fifty. Tapi kalau cuma segelintir, sedangkan 95 persen setuju, ini bukan perpecahan, tapi sempalan,” ucapnya.
Diakui Ustadz Haikal Hassan, saat ini ia belum melihat pimpinan yang menyerukan pada ukhuwah atau persatuan sesungguhnya. “Hendaknya kita duduk bersama, berdialog. Tapi kalau tidak mau duduk bersama, itu namanya memisahkan diri.”
Menanggapi maraknya pelarangan dan pembubaran kegiatan pengajian, Ustadz Haikal Hassan meminta pihak yang melakukan penghadangan atau pembubaran, agar tabayun lebih dulu. Apa penyebab terjadi penolakan, atau tidak jadinya kegiatan pengajian. Apakah ada intimidasi sebelumnya, atau apakah ada orang yang berseragam yang membubarkan pengajian.
“Saya belum ketemu satupun, orang Islam Indonesia yang tidak berpancasila. Kita tahu, Ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Felix adalah sosok yang sangat mencintai NKRI. Begitu juga dengan Ustadz Bachtiar Nasir yang begitu sejuk ceramahnya. Bahkan Ustadz Abdul Somad yang kabarnya bakal dihadang saat ceramah di Bali nanti.”
Ustadz Haikal merasa heran, jika ada tuduhan dari kelompok atau pihak tertentu, yang menilai para ustadz yang akan ceramah itu menebar permusuhan. Jika kita amati, ternyata yang melakukan penghadangan itu adalah mereka yang mendukung penista Islam. “Ane lihat, dia-dia juga orangnya.”
Ketika ditanya, bagaimana sikap umat Islam jika dihadapkan oleh penghadangan kelompok yang tidak menghendaki diadakannya Tabligh Akbar di Alun-alun Garut, Sabtu besok? Ustadz Haikal meminta umat Islam yang akan menghadiri Tabligh Akbar tersebut, agar tetap bersabar, mengingat yang menghadang itu masih bersyahadat.
“Tapi kalau mereka tidak bersahadat, ane nggak tahu deh. Yang pasti, kita masih tetap akan mengajak mereka yang menghadang itu untuk bersatu kembali dalam akidah Aswaja.”
Lalu bagaimana dengan aparat agar para penghadang itu tidak membuat kegaduhan dan kekacauan? “Kalau soal itu, ente tanya Kapolri Jenderal Tito, bukan sama ane,” tukas Haikal Hassan tegas. (desastian)