JAKARTA, (Panjimas.com) – Soal reklamasi teluk Jakarta yang sampai hari ini terus dibicarakan masyarakat dan terus diperdebatkan kasusnya. Peneliti lembaga kajian strategis politik dan ekonomi, Marwan Batubara menyampaikan pendapatnya soal Reklamasi ini kepada reporter Panjimas yang mewancarainya di gedung museum Bank Indonesia pada Senin (6/11).
“Kalau secara politik dan demokrasi, harusnya sudah di Stop itu yang namanya Reklamasi. Diharapkan pak Anies, sebagai gubernur yang baru harus berani menyetop Reklamasi ini. Jangan takut kepada para pengembang dan pengusaha yang ada dibalik reklamasi ini.Sebab pak Anies didukung para pemilih yang sudah mendukungnya,” ujar Marwan Batubara.
Sedangkan dari sisi aspek kajian para ahli kelautan, dirinya mengatakan bahwa banyak ahli-ahli dari ITB dan banyak kampus kampus lainnya yang mengatakan bahwa kalau sampai proyek reklamasi terus dilaksanakan. Maka Jakarta akan terancam banjir besar.
“Ada ahli dan pakar kelautan yang mengatakan bahwa akan ada 13 sumber aliran air yang akan mengancam Jakarta bila diteruskan proyek reklamasi ini. Karena Jakarta ini berbeda sekali dengan: Qatar, Australia, Tokyo, Dubai dan kota kota lainnya yang membuat proyek reklamasi. Karena disana itu jauh sekali jaraknya antara pulau dengan proyek reklamasi yang dibuatnya. Sedangkan disini itu dekat jaraknya,” tutur Marwan kepada Panjimas.
Jika dari sisi hukum, meski ada Inpres No 52/1995 menurut Marwan yang juga mantan anggota DPD ini mengatakan bahwa itu bukan dalam rangka reklamasi. Melainkan itu dalam rangka tujuan pengaturan pesisir pantai. Agar air rob tidak sampai ke pantai dan itu sampai kedalaman 8 meter dari pantai.
“Belum lagi kita melihat ada ribuan KK dari para nelayan yang harus menderita karena tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya karena tidak bisa menangkap ikan di laut karena proyek reklamasi yang menyengsarakan banyak masyarakat ini,” pungkasnya. [ES]