YOGYAKARTA (Panjimas.com) – Prilaku Banser dan GP Anshor di bawah perlindungan PBNU pimpinan Said Aqil Siraj, menurut Pimpinan Majelis Mujahidin, Ustad Irfan S Awwas sudah sangat meresahkan.
Lewat pesan yang masuk ke Panjimas dia menegaskan bahwa perilaku tersebut atas dasar kebencian dan telah melanggar hukum.
“Radikal, intoleran, bengis, melakukan sesuatu yang bukan haknya. Atas dasar kebencian, mereka membubarkan pengajian dan berani melanggar hukum untuk mencekal sejumlah da’i dan mubaligj. Seperti Felix Siauw, Bahtiar Nasir, Shabri Lubis. Semua ini dilakukan, bukan untuk menegakkan keadilan, melainkan dimotivasi hawa nafsu dan persepsi negatif,” ujarnya, (8/11/2017).
Ustadz Irfan melanjutkan hal ini sangat ironis, pendakwah Cina Muslim, Felix Siauw pengajiannya dibubarkan dan orangnya dicekal. Sebaliknya, Cina non muslim, Harri Tanoe, bebas berkeliaran di pondok pesantren NU.
“Pakai baju koko, sorban, dan para santri cium tangan. Bahkan mengangkatnya sebagai ketua yayasan pesantren. Fenomena adu domba ini sungguh mengkhawatirkan. Potensi konflik sedang mengintai umat Islam,” ungkapnya.
Untuk itu, dia meminta para Ulama, Ustadz, Intelektual muslim, serta semua jajaran umat Islam yang berfikir jernih, bukan munafiq, bukan onderbow musuh Islam, agar aktif bergerak dalam kancah Sosial-Politik Islam.
“Karena sumber masalahnya bercokol di situ. Umat Islam harus memosisikan ormas intoleran dan sok pancasilais ini sebagai musuh bersama sampai mereka menghentikan prilaku premanisme agama ini,” tandasnya.
Ustad Irfan kemudian mengutip Firman Allah, Surat Al Hujjurat ayat 9. Jika dua golongan orang mukmin saling membunuh, maka hendaklah kalian damaikan mereka. Jika salah satunya berbuat zalim kepada yang lain, maka perangilah yang berbuat zalim itu, sampai mereka kembali kepada syariat Allah. Jika mereka mau kembali kepada syariat Allah, maka damaikanlah mereka dengan adil. Wahai orang-orang mukmin, berlakulah adil. Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. [SY]