KLATEN (Panjimas.com) – Mendengar kabar penolakan kajian anggota Majelis Tarjih Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Komandan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Jawa Tengah, Ustadz Muhammad Ismail berang.
Saat dihubungi Panjimas, dia menyatakan kelompok intoleran penolak kajian UBN bagian dari penjajah yang tak lain orang-orang komunis.
“Yang menolak pengajian atau kajian hanyalah penjajah dan orang komunis, kajian itu memenuhi kewajiban umat Islam untuk menuntut ilmu. Kok mau dibubarkan, karena sekarang ini hanya ada tiga golongan, muslim, kafir dan munafik,” katanya, Selasa (7/11/2017).
Ustadz Ismail menjelaskan bahwa perbedaan faham, pandangan dan pemikiran merupakan rahmat yang diberikan Allah subhanahu wata’ala. Kata dia Kokam siap diterjunkan demi mengamankan kajian UBN di manapun.
“Jika tetap ada gerombolan yang bubarkan kajian, Kokam akan melawan untuk mengamankan kajian Islam. Apalagi UBN tokoh Muhammadiyah pusat, tetap Kokam akan kawal,” tandasnya.
Terkait rencana UBN yang akan menjadi pembicara kajian Akbar di Karanganyar, Ustadz Ismail menegaskan akan menurunkan 10 ribu pasukan Kokam.
“Dengan 10 ribu pasukan Kokam Jateng siap siaga beramar ma’ruf nahi munkar dan jaga NKRI,” imbuhnya. [SY]