ADEN, (Panjimas.com) – Jumlah korban tewas akibat insiden serangan bom jibaku akhir pekan ini di kota Aden, Yaman Selatan, meningkat menjadi 46 jiwa, demikian menurut pihak berwenang Yaman.
Dalam pernyataan pada hari Selasa (07/11), Kementerian Dalam Negeri mengatakan bahwa sekitar 47 orang juga menderita luka-luka akibat serangan bom tersebut.
Pada hari Ahad, seorang pria menabrakkan kendaraannya yang berisi bahan peledak ke markas keamanan utama di Aden sebelum pria itu menyerang Departemen Investigasi Kriminal, Criminal Investigation Department (CID), mengutip laporan AA.
Pihak berwenang Yaman sebelumnya mengatakan 18 orang telah terbunuh dan 28 lainnya luka-luka dalam serangan tersebut.
Kelompok Islamic State (IS) mengaku bertanggung jawab atas serangan di Aden.
Aden adalah markas sementara pemerintahan Yaman yang dipimpin Presiden Hadi.
Yaman yang kini menjadi negara miskin, tetap berada dalam keadaan kacau sejak tahun 2014, ketika milisi Syiah Houthi dan sekutunya menguasai ibukota Sanaa dan bagian-bagian lain negara ini.
Sejak Maret 2015, koalisi internasional yang dipimpin Saudi telah memerangi pemberontak Syiah Houthi yang disokong rezim Iran dan pasukan-pasukan yang setia kepada mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, Arab Saudi dan sekutu-sekutu negara Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan yang diakui secara internasional dibawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
Sejumlah organisasi hak asasi manusia telah menuding Kerajaan Saudi terlibat kejahatan perang sebagai akibat dari kampanye pengebomannya yang dapat dianggap sembarangan dan menyebabkan kerusakan berlebihan pada negara tersebut termasuk jumlah korban tewas yang cukup tinggi.
Menurut pejabat PBB, lebih dari 10.000 warga Yaman telah tewas akibat konflik berkepanjangan ini, sementara itu lebih dari 11 persen dari jumlah penduduk negara itu terpaksa mengungsi, sebagai akibat langsung dari pertempuran yang tak kunjung usai. Untuk diketahui, lebih dari setengah total korban adalah warga sipil. sementara 3 juta lainnya diperkirakan terpaksa mengungsi, di tengah penyebaran malnutrisi dan penyakit.[IZ]