JAKARTA (Panjimas) – Pengurus Cabang Nahdlatul ‘Ulama Kabupaten Garut dalam suratnya bernomor: 0213/PC/A.II/D-2/XI/2017, tertanggal 5 November 2017, ditujukan kepada Ketua DKM Masjid Agung, menyatakan keberatan atas kehadiran Ustadz Bahtiar Nasir dan KH. Ahmad Shabri Lubis dalam Tabligh Akbar Ahad, 11 November 2017, mendatang. bertempat di Alun-alun Garut.
“Berdasarkan informasi yang kami terima dan setelah melakukan Cross Check di lapangan, diinformasi adanya kegiatan acara Tabligh Akbar yang tausyiahnya akan diisi oleh Ustadz Bachtiar Nasir dan KH. Ahmad Shabri Lubis.”
Demikian bunyi surat yang ditandatangani oleh KH. Rd. Amin Muhyiddin Maulana (Rais Syuriah), KH. Aceng Naufal Mimar (Katib), KH. Atjeng Abdul Mujib (Ketua Tanfidziyah) dan Ir. Deni Rangga Jaya (Sekretaris). Surat itu ditembuskan ke Kapolres Garut dan MUI Kabupaten Garut.
“Setelah kami mendapatkan masukan dari berbagai pihak, terutama warga Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Garut, diketahui da’i ini selalu memberi tausyiah yang tidak menyejukkan, bahkan cenderung melukai perasaan sebagian warga Indonesia dan menimbulkan keresahan di tengah-tengah masyarakat,” tulisnya.
Atas dasar pertimbangan tersebut, Pengurus Cabang Nahdlatul ‘Ulama Kabupaten Garut secara tegas mendukung kegiatan Tabligh Akba, tetapi menolak keras kehadiran Ustadz Bahtiar Nasir dan KH. Shabri Lubis. Dalam surat itu, Ketua DKM Masjid Agung Garut didesak agar mengganti penceramah dengan ulama yang menyejukkan.
“Jika Bahtiar Nasir tetap diizinkan hadir dan menyampaikan tausyiah di acara tersebut, maka dikhawatirkan ada gerakan massa penolakan yang membuat situasi daerah tidak kondusif. Karena itu kami memohon agar Ketua DKM Masjid Agung tidak memberikan izin terhadap rencana kehadiran kedua ustadz tersebut.”
Menanggapi surat keberatan itu, Ustadz Bahtiar Nasir (UBN) kepada TV-MU berpesan, jangan pernah putus asa untuk bersatu dan mempersatukan. Terkait maraknya pembubaran pengajian atau upaya menghalangi tokoh Islam untuk Tabligh Akbar, menurut UBN, adalah sebuah dinamika. “Apapun yang terjadi, jangan mengorbankan persaudaraan dan persatuan kita, maka jangan putus asa untuk bersatu.”
Ditegaskan UBN, berbeda itu pasti, tapi Al Qur’an melarang agar kita tidak berpecah belah. Sebab, kalau kamu berpecah belah, kamu akan gagal, dan akan dikuasai oleh musuhmu, kemudian kamu kehilangan kekuatan. Sehingga friksi apapun akan mengalahkan kita untuk bersaudara dan bersatu. Bersikaplah positif dan terus berpandangan positif serta melakukan kegiatan positif untuk bangsa ini.
“Saya berpesan untuk jangan terprovokasi, jangan merasa terintimidasi. Keep positiv, tetap bersaudara, dahulukan ukhuwah, nomor sekiankan kepentingan pribadi dan kelompok.”
UBN juga berpesan, bersatulah karena Allah, karena Allah akan menolong kita. Kalau Allah sudah menolong, tidak akan bisa kita dipecah belah. Kita buat iblis putus asa untuk memecah belah kita. “Dan jangan biarkan setan itu berada diantara shaf-shaf kita. Yuk, rapatkan barisan, kita buat setan-setan itu merintih, sehingga tidak bisa memecahkan kita, umat Islam.” (desastian)