MOSKOW, (Panjimas.com) – Rusia telah mengundang semua pasukan oposisi Suriah untuk menghadiri Kongres Dialog Nasional Suriah yang direncanakan digelar di kota Sochi, demikian menurut pernyataan Menteri Luar Negeri Rusia, Jumat (03/11).
“Undangan ke kongres dikirim ke pemerintah [Suriah] dan … kepada semua pasukan oposisi baik di Suriah maupun di luar negeri,” ujar Sergey Lavrov seperti dikutip oleh kantor berita resmi Rusia, TASS.
Lavrov menggambarkan inisiatif tersebut sebagai upaya “yang pertama” untuk menerapkan Resolusi 2254 Dewan Keamanan PBB, yang menyerukan masyarakat internasional untuk membantu faksi-faksi yang bertikai Suriah, untuk mengadakan pertemuan dialog nasional secara “inklusif”.
Selama putaran terakhir perundingan perdamaian Suriah di ibukota Kazakhstan, Astana, akhir bulan lalu, tiga negara penjamin – Rusia, Turki dan Iran – sepakat untuk membahas usualan untuk mengadakan konferensi dialog nasional.
Namun, Komite Negosiasi Tinggi Oposisi Suriah dan Koalisi Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah tampaknya telah menolak undangan untuk berpartisipasi dalam konferensi dialog nasional tersebut, yang dijadwalkan pada 18 November di Sochi.
Sejak awal 2011, Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]